Kuala Kapuas, AesenNews.com – Sekitar 500 hektar lahan sawah di Desa Tamban Luar dan Desa Jajangkit, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, mengalami gagal panen akibat tertutupnya saluran primer utama. Kondisi ini telah berlangsung selama dua tahun terakhir, mengancam ketahanan pangan dan ekonomi para petani setempat.
Sariman, seorang petani dari Desa Tamban Luar, mengungkapkan bahwa sawah mereka tidak lagi dapat menghasilkan panen akibat saluran irigasi yang dangkal dan dipenuhi gulma. "Sebelumnya, desa kami merupakan salah satu pemasok utama produksi padi dan berperan sebagai penyangga lumbung pangan nasional. Namun, selama dua tahun ini, kami justru terpaksa membeli beras dari luar. Ini sangat tidak masuk akal," ujarnya kepada wartawan pada 21 Maret 2025.
Menurutnya, kondisi saluran primer dan sekunder yang dikelola oleh Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) semakin memburuk. Gulma yang tumbuh liar telah menghambat aliran air ke sawah, menyebabkan kekeringan dan gagal panen. "Saluran ini memiliki panjang sekitar lima kilometer dan terbagi dalam delapan rei, dengan jarak antar rei sekitar 1,5 kilometer. Di wilayah kami, Rowodadi RW 01, ada sekitar 400 meter saluran yang tidak pernah dibersihkan," tambahnya.
Keluhan Petani Tak Digubris, Pemerintah Diminta Bertindak

Kepala Desa Tamban Luar, Catur Rahmadi, membenarkan kondisi tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah dan pihak terkait telah berulang kali diingatkan, namun hingga kini tidak ada tindakan nyata. "Kami sudah mengajukan permohonan perbaikan melalui musyawarah desa (Musdes), musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) dari tingkat kecamatan hingga kabupaten, serta langsung kepada Balai UP SDA PUPR Provinsi Kalimantan Tengah. Sayangnya, hingga saat ini tidak ada tanggapan," tegasnya.
Rahmadi juga mempertanyakan alokasi dana pemeliharaan yang seharusnya digunakan untuk membersihkan dan memperbaiki saluran irigasi. "Ke mana dana tersebut dialokasikan? Mengapa perawatan saluran primer dan sekunder ini diabaikan?" katanya dengan nada kecewa.
Sebagai bentuk inisiatif, warga desa sempat melakukan gotong royong untuk membersihkan saluran irigasi. Namun, upaya ini tidak cukup untuk mengatasi permasalahan yang lebih besar. "Jika tidak segera ditangani, kami khawatir tahun ini akan kembali mengalami gagal panen," tambahnya.
Para petani dan pemerintah desa berharap Presiden RI Prabowo Subianto serta Menteri PUPR segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Mereka meminta agar saluran irigasi segera direhabilitasi agar lahan pertanian dapat kembali produktif dan masyarakat tidak semakin terbebani oleh kondisi ekonomi yang sulit akibat gagal panen berkepanjangan.
Penulis: Moh. Sariansyah – Kalimantan Tengah