-->

PJ Bupati Purwakarta

#'

no-style

KETUA PEMUDA NAHDLATUL WATHAN SUMUT NAPAK TILAS KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH SAW.

Thursday, January 30, 2025, 10:39:00 AM WIB Last Updated 2025-01-30T03:39:17Z
AESENNNEWS.COM, SUMUT -  Dalam rangka liburan  Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW 1446 H,  27-28 Januari 2025, Ketua Pemuda Nahdlatul Wathan  Sumut, Zulfahmi Hasibuan, S.Sos., melakukan perjalanan, napak tilas ke makam sahabat Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW, Syekh Mahmud Bin Abdurrahman Bin Muadz Bin Jabal, asal Yaman, sahabat dimasa khulafaur rasyidin Abu Bakar Ash Siddiq RA,  di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih dikenal dengan nama, Makam Papan Tinggi. Terletak di ketinggian bukit, yang untuk sampai ke puncaknya, wajib menaiki anak tangga, dikenal dengan jenjang seribu.

Perjalanan pergi memakan waktu lebih kurang 10 jam via Sibolga dengan jarak tempuh 435 km. Di mulai dari lubuk pakam kabupaten deli serdang masuk tol menembus kabupaten serdang bedagai  keluar jalan tol sinaksak kota pematang siantar. Trus melewati kota parapat kabupaten simalungun, lalu porsea, balige kabupaten toba, dan singgah sholat ashar di masjid taqwa siborong-borong kabupaten tapanuli utara. Selesai sholat ashar, pukul 17.00 wib lanjut menuju kota ikan, sibolga. Sampai kota sibolga, jam di tangan menunjukkan pukul 20.00 wib. Tidak memungkinkan langsung ke kec barus kabupaten tapanuli tengah, akhirnya di putuskan bermalam di kota sibolga.

Esok harinya, sekitar pukul 12.00 wib waktunya checkout dari hotel wisata indah sibolga, sebelum ke makam papan tinggi di kec barus kabupaten tapanuli tengah, meninjau lokasi SMAN 1 Plus Matauli Pandan  Kab Tapanuli Tengah. Sebagaimana diketahui bahwa sekolah ini, pada tahun ajaran 1994/1995, diprakarsai oleh pendiri, pembina serta pelindung SMA Negeri 1 Matauli Pandan yaitu Jenderal Purn Faisal Tanjung, Dr Ir Akbar Tandjung.

Selesai dari SMAN 1 Plus Matauli Pandan  Kab Tapanuli Tengah, sebelum lanjut ke barus, terlebih dahulu makan siang di jalinsum sibolga. Tepat pukul 14.30 wib, mulai dilanjut perjalanan menuju Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Jarak diperkirakan 65 km untuk sampai ke lokasi. Di perjalanan, singgah sholat di masjid Denpom TNI AL. Sampai dilokasi makam papan tinggi, sekitar pukul 17.00 wib.

Sesampai di lokasi kami parkirkan mobil, lalu berjalan sedikit menuju puncak. Tapi, sebelumnya kami berwudu terlebih dahulu, sebagai bentuk penghormatan. Setiap peziarah yang akan naik dikenakan biaya retribusi Rp3.000 per orang.

Masyarakat setempat lazim menyebut lokasi ini dengan sebutan "Tangga Seribu." Namun, hitungan tertulis di lantai tangga tidak mencapai 1.000 anak tangga. Infonya Hanya 710 anak tangga. Kami memang tak memperdulikan berapa sebenarnya jumlah anak tangga. Karena, yang menjadi focus kami adalah bagaimana bisa sampai dengan selamat ke lokasi makam, di puncak bukit sana. Karena, tak jarang banyak yang gagal bisa sampai ke atas.

"Pak, jangan di paksa. Tapi, harus yakin bisa sampai area makam dibatas sana. Caranya, satu-satu kaki aja. Jangan gunakan kedua kaki terus menaiki tangga. Kaalu lelah, berhenti sejenak. Baru lanjut lagi. Yang penting harus yakin sampai. Saya penjaga makam diatas pak. Itu rumah saya, disamping masjid." kata bapak berbaju koko cream berpeci hitam yang menggunakan tongkat kayu, karena jalan bapak ini pincang. Gak tahu, apa pincang karena usia atau pincang bawaan lahir, saat berpapasan sudah 100 anak tangga kami lalui.

Nafas mulai ngos-ngosan. Pacu jantung begitu kencang. Sesekali, mulai ada bintang-bintang di depan mataku. Sembari keringat trus membasahi baju. Tapi, pertemuan dengan bapak tadi menjadi motivasi tersendiri, harus capai puncak, yakin sampai puncak, untuk bisa berziarah kepada sahabat Rasulullah SAW.

Melewati 2 bagian sisi anak tangga, mulai terasa. Tapi, perjuangan syekh mahmud tentu lebih hebat tantangannya. Berhenti sejenak. Ada warung kecil, anak-anak penjual air mineral. "Dek, ini berapa bagian lagi?" kataku ngos-ngosan. "Lima tikungan lagi pak!" katanya santai.

Allahu Akbar.  Pendakian ini merasakan bagaimana ketabahan dan perjuangan Syekh Mahmud saat menyebarkan agama Islam di Nusantara.

Saat mendaki, mata ini disuguhi pemandangan yang menakjubkan di kejauhan, bak permadani hijau yang tebal.  Samudra Hindia tampak membentang luas, gunung-gunung berkelok dengan indah. 

Tapi, setelah sampai ke puncak, di areal pemakaman, ada rasa yang sangat sulit diutarakan. Yang pasti bahagia, bangga bisa melewati perjuangan penuh kesabaran, dan rasa capek serta merta hilang tak bersisa. Keringat dibadanpun, serasa mengering terkena sejuknya angin diatas perbukitan.

Perjalanan menuju puncak makam dipastikan memakan waktu hampir satu jam. Apa yang kita lihat dilokasi makam syekh mahmud? Makam yang berukuran panjang sekitar 7 meter dan nisan setinggi 1,5 meter,  tidak dibangunnya makam ini dengan megah, bisa jadi melambangkan kesederhanaan dan keikhlasan syekh mahmud dalam menyebarkan agama Islam.

Informasi yang kami dapatkan dari masyarakat sekitar, makam ini awalnya terletak di tepi pantai.

Syeikh Mahmud meninggalkan warisan yang abadi. Ia bukan hanya menyebarkan Islam, melainkan juga mengajarkan tentang keberanian, ketabahan, dan kasih sayang.

Batu nisan di Makam Papan Tinggi (Syekh Mahmud), Barus, Sumatera Utara, berukir aksara Persia dan Arab Kuno. Batu nisan tersebut menunjukkan bahwa Syekh Mahmud Al-Mutahzam, ulama yang dimakamkan di sana, wafat pada tahun 44 Hijriah. Berarti, dari nisan ini dapat kita hitung, bahwa makam ini ada sejak 1.402  tahun yang lalu. MasyaAllah..

Lebih kurang 15 menit kami diatas, setelah berdzikir dan berdoa kiranya Allah Swt memuliakan syekh mahmud atas perjuangan dan pengorbanan dalam jalan dakwah mensyiarkan agama islam di nusantara.

Pas sampai dibawah, seorang anak kecil usia 7 tahun datang menghampiri sambil matanya tetap focus lihat hp android, main game. "Parkirnya 10.000 pak.," katanya datar. "Apanya margamu?" tanyaku memancing sembari menyodorkan uang yang dimintanya. "Sihotang." jawabnya singkat sambil menerima uang, tapi matanya tak lepas di layar hp.

Sebelum meninggalkan lokasi, kami bersepakat bersama istri anak-anak. Apakah kita langsung pulang? Kalaupun langsung pulang, apakah lewat jalan yang sama (baca : sibolga). Atau, via sidikalang kabupaten dairi, melewati seribu dolok, merek - kabanjahe - berastagi kabupaten tanah karo, atau pilihan terakhir via pakkat - dolok sanggul kabupaten humbang hasundutan hingga ke jalinsum balige - parapat kabupaten toba. Akhirnya kesepakatannya via kabupaten humbang hasundutan. Dijalur ini, saat gerak pukul 18.00 wib, untuk sampai di jalinsum balige menempuh 119 km, tiba pukul 23.00 wib. Kami pun makan pecel lele di jalinsum balige, tak jauh dari simpang keluar kabupaten humbang hasundutan. Setelah makan, kami kembali melakukan perjalanan menuju pulang ke rumah. Dan, alhamdulillah sampai rumah dengan selamat pukul 04.45 wib. (Red)
Komentar

Tampilkan

  • KETUA PEMUDA NAHDLATUL WATHAN SUMUT NAPAK TILAS KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH SAW.
  • 0

Terkini

layang

.

social bar

social bar

Topik Populer

Iklan

Close x