Dalam ekspedisi ini, Asep ditemani oleh Fauziah dari Sukabumi, serta Ferri Avey dan Doni Damara dari Sumedang. Mereka memulai pendakian dengan persiapan matang dan tekad kuat, meskipun sejak awal harus menghadapi tantangan cuaca yang cukup ekstrem.
Menantang Alam di Tengah Hujan dan Angin Kencang
Perjalanan dimulai dari basecamp menuju Pos 5, yang menjadi titik peristirahatan sebelum serangan puncak. Perjalanan selama enam jam ini diwarnai dengan hujan yang terus mengguyur, membuat jalur semakin berlumpur dan licin. Angin kencang serta suhu yang semakin menurun turut menambah tingkat kesulitan ekspedisi ini.
Sesampainya di Pos 5, tim segera mendirikan tenda untuk beristirahat. Namun, hujan yang tak kunjung reda mempersulit mereka untuk menghangatkan diri dan memulihkan tenaga.
Menjelang dini hari, tepatnya pukul 05.00 WIB, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dalam kondisi angin kencang dan jalur berbatu yang terjal, mereka berusaha menjaga ritme pendakian agar tetap stabil. Setelah sekitar 2,5 jam perjuangan, akhirnya mereka berhasil mencapai titik tertinggi Jawa Barat. Meskipun cuaca di puncak masih berkabut tebal dan hujan rintik turun, rasa bangga dan kepuasan terpancar dari wajah mereka.
Perjalanan Turun yang Penuh Tantangan
Usai menikmati keberhasilan mereka di puncak, tim mulai menuruni gunung dengan hati-hati. Namun, hujan semakin deras, membuat jalur semakin licin dan sulit dilalui. Jika perjalanan turun biasanya lebih cepat, kali ini mereka justru harus ekstra waspada agar tidak tergelincir.
Meski menghadapi rintangan berat, semangat dan kerja sama tim menjadi kunci utama dalam menyelesaikan perjalanan. Dengan penuh kehati-hatian, akhirnya mereka tiba kembali di basecamp dalam keadaan selamat, meskipun tubuh mereka basah kuyup dan kelelahan.
Pendakian yang Penuh Makna
Keberhasilan Asep Supriana Nugraha dan timnya menaklukkan Gunung Ciremai bukan hanya sekadar pencapaian fisik, tetapi juga simbol dari ketangguhan, persiapan yang matang, dan kerja sama yang solid.
Pendakian ini menjadi pengingat bahwa alam selalu menyimpan tantangan yang tak terduga dan harus dihormati dengan penuh kesadaran. Lebih dari sekadar mencapai puncak, perjalanan ini mengajarkan arti kesabaran, daya juang, dan keselamatan dalam menjelajahi keindahan alam.
Gunung Ciremai tetap menjadi tujuan favorit bagi para pendaki, dan kisah Asep serta timnya di malam Tahun Baru Imlek 2025 akan menjadi inspirasi bagi banyak orang yang bercita-cita menaklukkan puncak-puncak tinggi di Indonesia.
