AESENNEWS.COM, PANDEGLANG - BANTEN ,Senin (21-10-2024) Krisis pangan telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di banyak masyarakat di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia.
Perubahan iklim, bencana alam, ketidakstabilan ekonomi, dan
pandemi global seperti COVID-19 telah memperparah masalah ini, menyebabkan gangguan
dalam rantai pasokan pangan dan meningkatkan harga bahan makanan pokok. Banyak keluarga
yang sebelumnya cukup mendapat akses pangan kini mulai kesulitan mendapatkan makanan
yang bergizi dan terjangkau. Fenomena ini bukan hanya soal ketersediaan makanan, tetapi juga
soal bagaimana masyarakat mampu memenuhi kebutuhan nutrisi mereka di tengah kondisi
yang semakin tidak menentu. Lalu, bagaimana kita bisa bersama-sama menghadapi krisis ini?
"Krisis pangan adalah salah satu tantangan global terbesar yang kita hadapi saat ini. Perubahan
iklim, pertumbuhan populasi, serta distribusi pangan yang tidak merata adalah beberapa faktor
yang memperburuk masalah ini. Saat pandemi atau bencana alam melanda, dampaknya
terhadap ketersediaan pangan bisa sangat terasa, terutama bagi masyarakat yang kurang
beruntung. Tetapi apakah krisis pangan hanya bisa diatasi oleh pemerintah atau lembaga besar?
Tidak. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan dan
mengatasi krisis ini. Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
1. Mendukung Pertanian Lokal
Salah satu langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mendukung pertanian lokal. Petani
lokal adalah ujung tombak dalam produksi pangan, namun sering kali mereka menghadapi
berbagai kesulitan seperti harga pasar yang fluktuatif, akses ke teknologi, dan distribusi produk.
Dengan membeli produk lokal, kita tidak hanya membantu perekonomian petani, tetapi juga
mengurangi ketergantungan pada impor pangan yang seringkali tidak stabil.
Pernahkah Anda membeli sayuran atau buah-buahan langsung dari petani di pasar tradisional
atau bahkan dari komunitas pertanian urban di kota Anda? Jika belum, coba mulai mendukung
mereka dengan berbelanja secara lokal. Hal kecil seperti ini bisa membantu menjaga ketahanan
pangan dalam skala komunitas.
2. Mengurangi Pemborosan Makanan
Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization), sepertiga dari total produksi pangan
dunia terbuang sia-sia setiap tahunnya. Pemborosan makanan adalah masalah serius yang
bisa memperburuk krisis pangan, mengingat sumber daya seperti air, tanah, dan tenaga yang
dibutuhkan untuk memproduksi makanan tersebut menjadi terbuang sia-sia. Masyarakat bisa
memainkan peran penting dengan lebih bijak dalam mengelola makanan yang dimiliki.
Bagaimana dengan Anda? Apakah sering mendapati sisa makanan yang terbuang begitu saja?
Salah satu cara sederhana untuk mengurangi pemborosan makanan adalah dengan lebih
berhati-hati saat membeli, memasak sesuai kebutuhan, serta memanfaatkan sisa makanan untuk
menu lain atau disumbangkan bagi yang membutuhkan. Dengan langkah-langkah kecil ini, kita
bisa mengurangi tekanan pada rantai pasokan pangan.
3. Bercocok Tanam di Rumah
Apakah Anda pernah berpikir untuk memulai bercocok tanam di rumah? Urban farming atau
pertanian perkotaan kini menjadi tren yang tak hanya memberikan pasokan pangan bagi
keluarga, tetapi juga membantu menjaga lingkungan. Menanam sayuran sederhana seperti
cabai, tomat, atau kangkung di halaman rumah atau bahkan di pot kecil dapat membantu
mengurangi ketergantungan pada pasar dan juga memastikan ketersediaan bahan pangan segar
di rumah.
Tidak memiliki lahan? Jangan khawatir. Banyak teknik pertanian perkotaan, seperti hidroponik
atau vertikultur, yang bisa diaplikasikan bahkan di ruang terbatas seperti balkon atau teras
rumah. Dengan memulai urban farming, Anda tidak hanya mendapatkan makanan sehat, tetapi
juga berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan masyarakat.
[20/10 2
4. Edukasi dan Kesadaran Gizi
Salah satu aspek yang sering diabaikan dalam krisis pangan adalah akses terhadap makanan
bergizi. Meskipun makanan mungkin tersedia, tidak semua orang tahu cara mendapatkan
asupan yang seimbang dan sesuai kebutuhan. Masyarakat bisa berperan dalam meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya nutrisi yang baik untuk kesehatan. Hal ini bisa dimulai dari
keluarga dan komunitas.
Sudahkah Anda dan keluarga mengonsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari? Dengan
memberikan edukasi tentang gizi dan pentingnya pola makan sehat di tingkat rumah tangga,
kita bisa mencegah kekurangan gizi dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan
5. Bergabung dengan Gerakan Sosial atau Bank Pangan
Banyak komunitas dan organisasi non-profit yang telah memulai bank pangan atau gerakan
sosial untuk membantu mendistribusikan makanan kepada mereka yang membutuhkan.
Bergabung dengan inisiatif semacam ini adalah cara konkret bagi kita untuk berkontribusi
dalam mengatasi krisis pangan.
Anda bisa mulai dengan mendonasikan makanan yang berlebih, menjadi sukarelawan, atau
bahkan memulai inisiatif lokal di lingkungan Anda. Ketika masyarakat bekerja bersama, kita
bisa memastikan bahwa tidak ada orang yang kekurangan makanan, terutama di masa-masa
sulit.
6. Mendorong Kebijakan Pangan yang Berkelanjutan
Masyarakat juga memiliki suara dalam kebijakan. Mendorong pemerintah untuk membuat
kebijakan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya pangan sangat penting.
Kebijakan ini bisa mencakup penggunaan lahan yang lebih efisien, perlindungan terhadap
petani kecil, hingga pengurangan limbah pangan secara nasional.
Sebagai warga negara, kita bisa memulai dengan mendukung program-program pemerintah
yang bertujuan menjaga ketahanan pangan, seperti program subsidi untuk petani kecil, atau
inisiatif untuk mempromosikan produk lokal.
" Kesimpulan: Kontribusi Kecil, Dampak Besar
Krisis pangan memang masalah besar, tetapi solusi bisa dimulai dari langkah-langkah kecil
yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan mendukung petani lokal, mengurangi pemborosan
makanan, bercocok tanam di rumah, meningkatkan kesadaran akan gizi, serta berkontribusi
dalam gerakan sosial, kita semua bisa mengambil bagian dalam menjaga ketahanan pangan.
Apa yang bisa Anda mulai lakukan hari ini untuk membantu mengatasi krisis pangan? Mungkin
dengan langkah sederhana, kita bisa membuat perubahan besar untuk masa depan yang lebih
baik tutupnya, Diva Sabila Atmaja
Reporter : Ab - Tim