AESENNEWS.COM, Lampung - UPT SD Negeri 2 Sukoharjo 3 menjadi tempat atau tuan rumah untuk diadakannya acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Kurikulum Merdeka yang berlangsung selama tiga hari (Kamis-Sabtu) dari jam 07.30-16.00 WIB. "Adapun yang hadir adalah kepala sekolah dan beberapa staf guru dari delapan sekolah SDN dan pembicaranya berjumlah tiga orang yang semuanya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, "Kata Ranu Purwadi (Jumat, 20/09/2024).
Kepala sekolah SD Negeri 2 Sukoharjo 3 ini mengatakan lebih lanjut bahwa delapan sekolah SD Negeri ini termasuk wilayah gugus 3 yang disebut juga Gugus Matahari di Kecamatan Sukoharjo. "Mereka datang ke sini dengan membawa masalah yang ada di sekolah masing-masing dan belajar untuk selanjutnya berharap bahwa sesudah dari sini mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Hal demikian sinkron dengan tujuan diadakan acara Bimtek ini, yaitu untuk meningkatkan pemahaman terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka, "ujarnya.
Informasi berikutnya bahwa ketiga orang yang menjadi narasumbernya adalah Mulyadi sebagai pengawas SD, Ngatiman sebagai pengawas SD dan SMP, dan Subur sebagai kasie pembina SD. "Mereka ini berbicara topik yang sama seputar Implementasi Kurikulum Merdeka. Hanya saja masing-masing berbeda temanya. Bapak Subur berkaitan dengan kebijakan pemerintah tentang Kurikulum Merdeka, Bapak Mulyadi tentang modul mengajarnya saja yang menjadi perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru setiap hari, dan Bapak Ngatiman terkait dengan ketentuan-ketentuan yang dibuat di antara peralihan dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka dan praktek mengajar, "tuturnya.
Kemudian menurut kepala sekolah yang merangkap ketua KKGI ini bahwa Kurikulum Merdeka tahun sekarang adalah ketiga kalinya yang diberlakukan untuk keseluruhan kelas dari kelas 1-6 SD Negeri se-Kabupaten Pringsewu. Sementara dua tahun sebelumnya hanya dua kelas saja di tiap-tiap sekolah SD Negeri yang menggunakan Kurikulum Merdeka, sedangkan kelas-kelas lainnya masih menerapkan Kurikulum 2013.
Ketika dimintai keterangan tentang sisi kelebihan Kurikulum Merdeka dibandingkan kurikulum-kurikulum sebelumnya, dia pun menjelaskan bahwa pertama, kurikulum sering berubah yang tentunya perubahan tersebut oleh karena adanya evaluasi secara terus-menerus dari pemerintah pusat. Dan sebagai hasilnya sekarang adalah Kurikulum Merdeka yang lebih disederhanakan lagi dengan menekankan pembelajaran diferensiasi, di mana implementasinya di masing-masing sekolah melibatkan semua pihak yang tetap bertitik fokus kepada aktivitas anak untuk belajar bernalar. Kemudian kedua, di dalam Kurikulum Merdeka terdapat program pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang wajib untuk dilaksanakan selama 7 jam dalam satu hari setiap minggu. "Alasannya adalah karena mereka menghasilkan produksi. Memang penerapannya agak sulit tetapi harus berproses mengingat kalau tidak mencoba, maka tidak akan jadi-jadi, "tegasnya.
Sementara itu sehubungan dengan dana konsumsi, Kepala Sekolah yang bergelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) ini memberitahukan bahwa alokasi dana untuk biaya konsumsi acara Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka berasal dari setiap kepala sekolah dan staf guru dari delapan sekolah SD Negeri peserta. "Saya sebagai Ketua KKGI yang membawahi delapan sekolah tersebut mengadakan koordinasi dan konsolidasi dengan mereka sehingga dalam rapat internal pada akhirnya tercapailah kesepakatan final bahwa biaya konsumsi diperoleh dari dana kolektif para kepala sekolah dan staf guru sesuai dengan kerelaan dan kemampuan masing-masing, "pungkasnya kepada awak media Aesennews.com