Aesennews.com - Setelah viral All Eyes on Rafah, belakangan ini di media sosial ramai poster "All Eyes on Papua". Hingga Senin (3/6) pagi, ada 88 ribu pengguna di Instagram yang telah membagikan poster dengan tagar "All Eyes on Papua".
Poster "All Eyes on Papua" dibagikan oleh beberapa akun di media sosial seperti @tanyakanrl dan @machigyu. Video yang mereka unggah memperlihatkan aksi masyarakat adat Awyu Papua di depan Gedung Mahkamah Agung (MA) Jakarta. Mereka menuntut perhatian publik terhadap kasus pengalihan hutan adat mereka oleh perusahaan sawit. Para aktivis meminta masyarakat luas untuk bersuara dan mendesak pemerintah mengembalikan hak-hak masyarakat adat yang telah dirampas.
Konflik ini bermula dari hutan seluas separuh jakarta atau seluas 36.094 hektar yang berlokasi di boven Digul, Papua akan dibabat untuk pembukaan lahan perkebunan sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Suku Awyu dan Woro yang merupakan salah satu dari ratusan masyarakat adat di Papua merasa kehidupan mereka akan terancam oleh adanya proyek tersebut. Oleh karena itu mereka melakukan perlawanan. Hutan milik masyarakat Awyu yang sebelumnya memang sudah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia melalui Proyek Tanah Merah. Dimana disebutkan PT IAL tersebut memang telah mengantongi izin lingkungan yang sebagian berada di hutan adat marga Moro, bagian dari suku Awyu.
Pemberian izin lingkungan tersebut yang kemudian digugat oleh Hendrikus Woro di Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura pada Kamis, (10/8/2023). Dilansir dari laman Greenpeace Pada persidangan tersebut, Sekar Banjaran Aji yang merupakan anggota kuasa hukum masyarakat adat suku Awyu menyebutkan “Ketiga saksi menjelaskan mereka hanya mendengar ada perusahaan yang masuk, tapi tidak pernah ikut dalam sosialisasi perusahaan atau pemerintah daerah. Jadi, bisa dipastikan bahwa amdal dibuat tanpa pelibatan dan persetujuan masyarakat. Ketiga saksi juga menggambarkan kehidupan rata-rata masyarakat suku Awyu yang tidak punya akses terhadap koran atau internet, sehingga pengumuman yang diklaim sudah dilakukan oleh perusahaan tidak menjangkau mereka. Ini semakin menunjukkan bahwa pemerintah tidak memperhatikan keberadaan masyarakat yang terdampak”. Namun sayangnya gugatan tersebut kalah.
Setelah perjuangan panjang, gugatan mereka ditolak di pengadilan. Saat ini, prosesnya dibawa ke Mahkamah Agung, yang menjadi harapan terakhir bagi masyarakat adat Awyu dan Moi. Mereka berharap Mahkamah Agung mencabut izin lingkungan PT Indo Asiana Lestari yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Papua. Selain menghilangkan hutan alam, proyek perkebunan sawit ini juga menghasilkan emisi CO2 yang berpotensi merusak lingkungan global.
Tidak hanya netizen layaknya All Eyes on Rafah poster All Eyes on Papua juga diikuti para selebriti dan selebgram Tanah Air, diantaranya Luna Maya, Rachel Vennya, Syifa Hadju, Kartika Putri, Audi Marissa, Ayushita, Keanuagl, dan masih banyak lagi.
Melalui kampanye "All Eyes on Papua", masyarakat dan netizen yang membangikan poster berharap dunia memperhatikan dan mendukung perjuangan mereka. Kerusakan hutan Papua tidak hanya berdampak pada masyarakat setempat, tetapi juga terhadap lingkungan global.
(TMA)