"Nah, beginilah kita berkomitmen, meskipun panenannya di demplot terbatas, tapi jangan salah, ini adalah wujud nyata dari semangat Probolinggo," katanya dengan antusias.
Diiringi oleh Kapolres Probolinggo Kota, Wadi Sa’bani, Nurkholis naik ke combine harvester untuk memanen padi organik di demplot seluas 1,2 hektar. Mereka menanam varietas inpari 32, tanpa pupuk kimia. Hasilnya? Sungguh memuaskan! Dengan rata-rata 4,45 kg per ubinan, diperkirakan produksi mencapai 7,12 ton per hektar Gabah Kering Sawah (GKS).
Tidak lupa, Nurkholis memberikan apresiasi atas program pengembangan padi organik dan klaster ketahanan pangan. Baginya, inovasi ini bukan hanya tentang pertanian, tapi juga tentang meningkatkan daya saing dan kesejahteraan bersama.
“Saya sungguh senang dan mengapresiasi kegiatan ini. Komitmen petani luar biasa, ini memberikan nilai tambah dan bisa meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan,” ujarnya penuh semangat.
Dengan segala upaya ini, Nurkholis berharap ketahanan pangan dan inflasi di Kota Probolinggo tetap terkendali. DKPPP diharapkan dapat terus berinovasi dalam pertanian organik, menarik minat petani lain untuk bergabung dalam gerakan ini.
(SB)
