AESENNEWS.COM Probolinggo - Malam di bulan November 2021, dua tahun yang lalu, menjadi momen bersejarah bagi Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi. Pada pukul 22.00, dijadwalkan sidang paripurna penetapan APBD tahun 2022 dimulai, tetapi jadwal molor hingga dua jam karena banyak anggota dewan yang tidak hadir. Meski demikian, Habib Hadi menunjukkan ketenangan.
"Saya santai, namun sebenarnya ndredeg juga. Anggota dewan yang hadir belum memenuhi kuorum. Akhirnya, untuk mengisi waktu, saya minta Pujo (saat itu Kadiskominfo) memanggil pedagang bakso," ceritanya pada malam pembukaan RSUD Ar Rozy Sabtu (23/12) malam.
Sambil menunggu, pedagang bakso mulai meracik satu porsi bakso untuk Habib Hadi. Makanan itu juga dinikmati oleh sejumlah kepala OPD yang saat itu menjadi peserta sidang paripurna. "Terimakasih ketika itu, saya ditemani anggota dewan dari PKB ini, yang malam ini hadir bersama kita," ucap Habib Hadi sambil mengenang kisah di balik rencana pembangunan RSUD Ar Rozy.
Habib Hadi menceritakan bahwa saat itu dia memakan pentol 7 dan kepedesan. Kemudian, muncul ide untuk membuat surat kepada Bank Jatim agar memblokir semua rekening anggota dewan, termasuk rekeningnya sendiri sebagai Wali Kota. "Saya habis pentol 7 dan kepedesan. Setelah itu, muncul ide untuk membuat surat kepada Bank Jatim agar memblokir semua rekening anggota dewan, termasuk rekening saya sebagai Wali Kota. Karena anggota dewan yang hadir tidak memenuhi kuorum, artinya mereka tidak mau bekerja untuk rakyat. Sudah saya buat draft suratnya, saya siap kirim ke Bank Jatim," tambahnya.
Surat itu sampai ke sejumlah anggota dewan yang tidak hadir. Mengetahui hal tersebut, tak lama kemudian anggota dewan yang semula absen, datang satu per satu. Mereka memenuhi kursi di ruangan sidang paripurna hingga kemudian proses bisa dilanjutkan. "Setelah mencapai kuorum, barulah APBD Kota Probolinggo tahun 2022 bisa disahkan. Di dalam APBD itu ada rencana pembangunan RSUD Ar Rozy. Kalau itu tidak disahkan, bagaimana saya akan mempertanggungjawabkan janji saya di hadapan warga? Padahal rumah sakit ini sudah ditunggu sejak 13 tahun lalu," ujar Habib Hadi dalam orasinya di hadapan ribuan tamu undangan.
Wali Kota yang telah menjabat selama lima tahun ini menegaskan bahwa RSUD Ar Rozy siap melayani pasien BPJS dan umum. Sebagai bukti, sudah ada penandatanganan nota kesepahaman antara BPJS dengan RSUD Ar Rozy. "Ada yang mau coba?" tawarnya yang disambut gelak tawa hadirin.
"Semoga selalu sehat ya. Tapi kalau Anda sakit, mulai saat ini bisa dilayani di Ar Rozy maupun di Moh Saleh. Nanti di RSUD Moh Saleh akan dikembangkan menjadi rumah sakit khusus yang menangani penyakit-penyakit tertentu, layanan pada ibu dan anak dan lain sebagainya. Sedangkan di sini (Ar Rozy), ada juga poli dokter spesialis, rawat jalan. Kalau mau rawat inap, lengkap fasilitasnya. Kelas tiga, satu kamar hanya terdiri dari dua bed. Cocok suami istri kalau sumpek bisa masuk sini," tambahnya yang langsung disambut tawa hadirin.
Habib Hadi juga menjelaskan bahwa RSUD Ar Rozy sudah menerapkan KRIS (Kelas Rawat Inap Standar) di mana dalam satu ruangan hanya ada dua kamar tidur. "Ar Rozy ini masih kelas C, karena kalau untuk beroperasi pertama kali akreditasi memang harus C, baru kemudian setelah nanti ada penilaian bisa naik ke B dan ke A," ungkapnya.
(SB)