Aesennews.com,Tangerang ~ Proyek peningkatan Jalan Hotmix yang berada dua lokasi yaitu RW.008 dan RW.005, Desa Cukanggalih, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten diduga dikerjakan tak sesuai Rencana Anggaran Biaya ( RAB ).
Berdasarkan papan informasi, proyek tersebut dilaksanakan oleh PT. Lontar Bangkit Jasa yang bersumber dari APBD Kabupaten Tangerang melalui Kecamatan Curug.
Sudah jelas tertera disisi paling bawah papan proyek yang berbunyi....
"PROYEK INI DIBIAYAI DARI PAJAK YANG ANDA BAYAR"
Artinya, sekecil apapun nilai anggarannya itu bersumber dari masyarakat.
Dari pantauan Awak Media di lokasi, agregat yang digunakan bukanlah pasir, krikil dan batu pecah, melainkan agregatnya menggunakan scrap/aspal bekas yang diduga menyalahi RAB. Sabtu,18/11/2023.
Diperparah lagi, hotmix terkesan tipis jadi dugaan tindak kecurangan pihak kontraktor untuk meraup keuntungan pribadi tanpa memikirkan jangka panjang dari hasi pekerjaannya.
Sehingga hal itu terkesan buang-buang anggaran, percuma membangun jika hanya mementingkan keuntungan pribadi saja tanpa memikirkan jangka panjang hasil dari pekerjaannya serta tidak dapat memberi manfaat untuk masyarakat.
Apalagi para pekerja tidak memaki helem keselamatan yang sebagai Alat Pelindung Diri ( APD ), seperti melalaikan keselamatan kesehatan kerja ( K3 ).
Saat dijumpai salah satu pekerja di lokasi, menyampaikan bahwa pekerjaan ini punya Wandi.
"Pelaksana Pak Wandi, saya disini cuman kerja," ucap pekerja
Saat di konfirmasi, Cucu PPTK Kecamatan Curug enggan berani merespon diduga memang sudah ada permainan antara kontraktor dengan pejabat Kecamatan Curug.
Karena diduga tidak adanya pengawasan dari PPTK Kecamatan Curug atau mereka sudah mendapatkan gratifikasi dari pemborong sehingga ada pembiaran proyek yang tidak sesuai spek, harusnya proyek itu digelar kembali sesuai RAB.
Sedangkan Camat Curug juga enggan berkomentar terkait pengerjaan yang tidak sesuai RAB tersebut, membuat Awak Media bertanya-tanya???? Apakah dugaan pengerjaan proyek itu sudah terorganisir antara semuanya, hingga pejabat Kecamatan Curug dibungkam dengan nominal atau adanya jual beli proyek.
Hingga Aktivis Curug angkat bicara terkait pengerjaan yang tidak transparan dan banyaknya proyek yang tidak sesuai dengan spesifikasi dibiarkan saja.
Selain itu, Aktifis Curug menyoroti adanya jual beli proyek yang diduga dilakukan para pejabat Kecamatan Curug ke kontraktor dengan dalih kemitraan dan diperparanya lagi, pengusaha bukan merupakan putra daerah asli Curug.
"Saya menilai aparatur pemerintahan Kecamatan Curug tidak becus kerja, karena sudah tau pekerjaan tidak sesuai RAB tetapi dibiarkan saja dengan dalih nanti ada pemeriksaan inspektorat dan BPK bila ada temuan," tegas Mansyur Aktivis Curug.
Sampai berita ini diterbitkan seluruh pejabat Kecamatan Curug tidak dapat dihubungi.
Aesennes.com - Dedi Suprayitno