Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Retno Wandasari, menjelaskan tujuan acara ini dengan semangat. Mereka bertekad mewujudkan perilaku ramah lingkungan (PRLH) di kalangan siswa, yang bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Dengan begitu, kualitas lingkungan hidup para siswa dapat terus meningkat.
Tak hanya Retno, Wali Kota turut serta dalam acara ini. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Wawan Soegiyantono, memberikan sambutan hangat kepada perwakilan dari 28 lembaga sekolah, mulai dari SD/ MI, SMP/ MTs, hingga SMA/ SMK/ MA di Kota Probolinggo yang telah memperoleh status Adiwiyata tingkat kota.
Mereka berharap dapat menanamkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Retno menjelaskan, "Kegiatan ini memberikan wadah bagi sekolah-sekolah di Kota Probolinggo yang berstatus Adiwiyata kota untuk mengikuti seleksi Adiwiyata Provinsi Jawa Timur, sehingga dapat meningkatkan statusnya menjadi sekolah Adiwiyata tingkat provinsi."
Adiwiyata bukan sekadar penghargaan. Ini adalah pengakuan dari pemerintah, baik tingkat pusat, provinsi, maupun daerah, kepada sekolah yang telah sukses menjalankan GPBLHS. Retno memberikan penjelasan lebih lanjut, "Gerakan PBLHS adalah tindakan bersama yang dilakukan oleh sekolah untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan."
Proses penilaian CSAP dilakukan melalui dua tahap, yakni seleksi administrasi dan verifikasi lapangan, baik secara online maupun offline. "Sekolah yang mencapai nilai minimal 80 persen dari nilai capaian tertinggi akan diakui sebagai Sekolah Adiwiyata Provinsi," jelas Retno.
Setelah acara selesai, Wali Kota Dr. Habib Hadi menegaskan komitmennya terhadap program Adiwiyata ini. Dia berharap semua lembaga pendidikan di Kota Probolinggo akan ikut serta. "Kita ingin mengembangkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini, mulai dari lembaga pendidikan hingga di rumah masing-masing. Program Adiwiyata adalah langkah awal yang sangat berarti," katanya penuh semangat.
(SB)
