AESENNEWS.COM Probolinggo -Komunitas pengusaha mikro kecil menengah, Udeng Mapan mengadakan general meeting di pendopo Kecamatan Kademangan, Rabu (18/10) siang. Sebagai informasi, Udeng Mapan sendiri merupakan akronim dari UMKM Kecamatan Kademangan Maju dan Terdepan. Kelompok ini berdiri pada 22 Desember 2022 dan beranggotakan sekira 140 orang.
Ketua Udeng Mapan, Nur Hidayati mengatakan, dalam pertemuan Rabu (18/10) ini mereka membahas tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) demi kelancaran program organisasi ke depannya. Hadir dalam acara tersebut, mewakili Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin, Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Slamet Swantoro.
Dalam sambutannya, Slamet pun meminta setiap pelaku UMKM di kota ini bangga. Karena, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), secara nasional sektor UMKM memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 61% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Juga berdasarkan Kementerian Koperasi dan UMKM, Indonesia memiliki 65.5 juta UMKM. “Yang artinya, posisi UMKM ini penting dalam hal penyerapan tenaga kerja. Karena 97% dari total tenaga kerja di Indonesia, disumbang oleh sector UMKM,” jelasnya.
Secara terpisah ditemui di ruang kerjanya, Camat Kademangan Gofur Effendy mengatakan Udeng Mapan merupakan paguyupan atau kelompok UMKM yang ada di Kecamatan Kademangan. Secara keseluruhan Gofur menyebutkan jumlah UMKM di wilayah kecamatannya sebanyak 3.450 tetapi yang memiliki e-UMKM hanya ada 777 UMKM yang aktif dari berbagai macam jenis usaha. “Ya inginnya UMKM di Kecamatan kademangan semakin maju dan mampu meningkatkan perekonomian secara umum untuk Kota Probolinggo dan khususnya Kecamatan Kademangan. Hal ini sesuai dengan mottonya yaitu maju dan terdepan tentunya. Sehingga taraf kehidupan masyarakat kecamatan kademangan bisa meningkat dan sejahtera,” harapnya.
Salah satu anggota Udeng Mapan adalah Iin Zainiyah (36) warga Kelurahan Ketapang yang memiliki usaha di bidang makanan. Secara tidak sengaja, usahanya itu dirintis sekira dua tahun lalu saat anak-anaknya suka makan pizza. Mau tidak mau ia pun mulai belajar dan kursus secara online keterampilan membuat makanan khas Italia itu.
Sampai saat ini ia membuatnya sendiri tanpa bantuan karyawan, mulai dari memanggang, menghias pinggiran (topping) dan menjualnya secara online. “Karena fresh ya, jadi sesuai dengan orderan saja saya membuatnya. Dengan diameter 20 sampai 30 cm, mulai harga dari Rp 18 ribu sampai dengan Rp 85 ribu, tergantung topping dan ukurannya,” terangnya.
(SB)