Turut hadir dalam giat tersebut yaitu para Kasat, Kasi dan Kanit Polres Lampung Tengah, Kapolsek Gunung Sugih AKP Wawan Budiharto, Forkopimcam beserta para Kakam, Tomas, Toga serta Toda se- Kecamatan Gunung Sugih.
Wakapolres menjelaskan bahwa kegiatan Jumat Curhat ini dilaksanakan untuk mendengar secara langsung keluh kesah dari masyarakat mengenai saran, kritikan, masukan serta aduan terkait dengan pelayanan Kepolisian, khususnya Polres Lampung dan Polsek jajaran.
“Program ‘Jumat Curhat’ ini merupakan bentuk interaksi secara langsung Polri dengan masyarakat untuk mendengarkan saran, kritikan, masukan serta aduan masyarakat terkait dengan pelayanan yang selama ini telah Polres Lampung Tengah lakukan,” kata Kompol Poeloeng.
Pada intinya kata Wakapolres, kami sangat membutuhkan saran, kritik, dan informasi dari masyarakat. Hal ini sebagai bahan evaluasi kami dalam rangka membenahi, memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas kinerja pelayanan kepada seluruh masyarakat,” ujarnya.
Kemudian, kegiatan tersebut berlangsung santai dan penuh keakraban serta diisi dengan dialog interaktif dengan para tokoh masyarakat seraya menerima langsung curhat terkait situasi Kamtibmas di wilayah hukum Gunung Sugih.
Salah satunya yang disampaikan oleh Bapak Sahidi selaku warga Kelurahan Seputih Jaya mengatakan, jalur lingkar barat Seputih Jaya sering dijadikan arena balapan liar.
Dirinya sempat mendapat kabar dan mendengar banyak suara knalpot bising bersuara keras lalu lalang di jalan tersebut pada sore hingga malam hari.
"Serba salah jika jalan yang kondisinya bagus digunakan untuk balapan, sedangkan jalan jelek dijadikan bahan keluhan," katanya saat sesi diskusi dengan polisi.
Menurutnya, dari aksi balap liar tersebut sering muncul aksi lainnya seperti pembegalan dan pencurian dengan kekerasan di jalan tersebut.
Sebab, dengan kondisi jalan yang bagus dan penerangan minim, banyak pengendara motor dibegal disana.
Sehingga, Sahidi terfikir untuk membangun posko polisi di persimpangan jalan Seputih Jaya.
Dengan maksud ingin mengantisipasi adanya aksi balap liar, dengan menempatkan polisi yang berjaga di posko tersebut.
Menjawab pertanyaan warga, Wakapolres Lampung Tengah Kompol Poeloeng Arsa Sidanu mengatakan, masyarakat punya andil dalam menjaga keamanan kampungnya.
Terutama untuk aktivitas jaga malam dan mengamankan rumahnya masing-masing. Sebab, tidak sepenuhnya keamanan bisa tercover oleh pihak kepolisian.
Selain itu, tidak mudah juga untuk membangun pos polisi dengan cepat. "Untuk membangun pos, perlu difikirkan soal tanah yang akan dijadikan pos, anggaran pembangunan, dan personel polsek daerah setempat," katanya.
Sehingga, atas rasa kepedulian, masyarakat perlu ada upaya dan kontribusi sebagai upaya pencegahan.
Namun, tidak sepenuhnya polisi lepas tanggungjawab. "Dalam lingkup masyarakat, ada Bhabinkamtibmas yang berkoordinasi langsung dengan masyarakat, sama-sama menjaga keamanan," katanya.
Dirinya melanjutkan, jika ada temuan tindak pidana di lingkungan setempat, segera berkoordinasi dan laporkan ke polisi. Dengan demikian akan ditindaklanjut dan diproses secara hukum.
"Harapan kita kata Wakapolres, seluruh elemen masyarakat dapat turut serta membantu dan mendukung pihak Kepolisian dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang tetap aman, nyaman dan kondusif, khusususnya diwilkum Polres Lampung Tengah," tandasnya (red).