Tersebar di media sosial, Berawal dari Mundurnya panitia Pilkades di Desa Mlanten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak, akhirnya masyarakat ada yang berani membuka bobroknya biro krasi di Desanya.(26/8/23).
Salah satu warga yang bernama Suratman membuka suara," saya bayar sama perangkat Desa ( Joko ) menurutnya.
Saat Joko dikonfirmasi oleh Ketua Lembaga Aliansi Indonesia Yoyok Sakiran DPD Jawa Tengah tentang kebenaran cerita Suratman tersebut ia mengatakan," memang benar pada saat itu 2021 di Desa kami ada sertifikat masal ( PTSL ).
"Kedatangan saya di rumah aliansi tidak lain adalah untuk memberikan keterangan adanya dugaan penarikan sertifikat masal (PTSL) sebesar 1.000.000 untuk warga Mlaten sendiri dan 2.000.000 untuk orang diluar Desa tuturnya.
Masih menurutnya," saat itu ada kuota sebanyak 1.600 an saat masyarakat ke balai desa untuk mengajukan pendaftaran Tanah mereka yang masih leter C, dan ada juga yang mau memecah tanah mereka yang sudah ada sertifikatnya. Saat itu Sekdes ( salafudin ) bilang kalau sudah bersertifikat tidak bisa.imbuhnya.
"Karena masih ada Kouta saya di perintah sama Sekdes untuk mencari warga yang mau memecah sertifikat tanah mereka, dengan harga pemecahan sertifikat dibandrol dengan harga sebesar 1.000.000 satu juta rupiah untuk warga Mlaten dan 2.000.000 dua juta rupiah untuk warga di luar Desa.
Waktu itu hari Jumat bulan berapa saya ada warga yang datang ke kantor Desa memberikan sejumlah uang sebesar 5.500.000. lima juta lima ratus, kepada Sekdes Desa Mlanten.
Ketua LAI Jateng Yoyok Sakiran menyayangkan adanya oknum perangkat Desa yang seharusnya bisa membantu masyarakat malah ini jadi hantu buat masyarakat sendiri. Tegas Ketua Lembaga Aliansi Indonesia ( LAI ) di rumahnya Sabtu.26/8/23). Ini akan saya kawal terus ada beberapa permasalahan di Desa tersebut Bukan masalah PTSL saja banyak permasalahan yang ada saat ini di sana. Pungkasnya.25-08-2023(Hd- Al).