AESENNEWSJATENG - Semarang - Menjadi Wartawan yang betul-betul buat melayani masyarakat dan bangsa itu sebuah panggilan dari Tuhan. Jika tidak jiwanya sebagai Wartawan pasti mencelat banting stir ke pekerjaan lain. Karena apa? Karena begini, Wartawan itu secara mayoritas tidak ada gaji dari Perusahaan alias cari-cari obyekan sendiri-sendiri. Bila tidak ngobyek atau tidak ada pesanan pemberitaan atau yang lainnya, ya tidak akan ada pemasukan.
Hal ini sangat di pelajari seorang Kaperwil Jateng media AESENNEWS.COM Hadi Purwono.
Menjadi seorang Wartawan menurut Hadi itu ada dua kemungkinan sifat dan bakat personil Wartawan itu sendiri. Pada sifat dan bakat Wartawan yang pertama adalah mereka yang suka mengurusi atau kontrol sosialnya lebih ke hal kasus-kasus.
Sifat yang kedua adalah Wartawan yang hanya suka menerima pesanan berita yang cenderung ke Pencitraan.
Menurut Hadi Purwono seorang Kaperwil AESENNEWS.COM yang bertugas wilayah Jateng, tidak seharusnya Wartawan yang memiliki sifat bakat yang pertama tadi ,dipaksakan pada kanal sifat yang kedua. Begitu juga sebaliknya, karena masing-masing sudah beda jalur kepuasan hati.
Namun Hadi beranggapan bahwa semua itu sebetulnya bisa di buat dobel gardan, yang artinya diantara sifat keduanya bisa di jalankan, yang tentunya sesuai kode etik kejurnalisan.
Sepanjang Hadi menjadi Wartawan, beliau hanya dapat uangnya lebih ke sifat bakat yang kedua, karena terlalu banyaknya pesanan berita yang pengin cepat naik viral hingga justru waktunya tersita di ruangan.
Saat Hadi memiliki penghasilan sebagai seorang Wartawan, beliau cukup sebar promo di media-media sosial. Promosi itu di buat berdasarkan pengalamannya.
Hadi selalu sebar contoh link berita , sehingga kliennya yakin yang pada akhirnya banyak masyarakat dan instansi segera pesan hasil maha karyanya yang meyakinkan.
Contoh cara promosi tersebut bisa di lihat pada paketan Viral di bawah ini:
AESENNEWSJATENG (BERITA ONLINE)|| Begini Tradisi Kampung Kebonharjo Kelurahan Tanjung mas Semarang Utara Saat Tasyakuran Walimatul Khitan Mohammad Rizal. Simak yukππππ http://www.aesennews.com/2023/06/begini-tradisi-kampung-kebonharjo.html
AESEN TV (YOUTUBE)|| (Seri 1) Begini Tradisi Kampung Kebonharjo Kelurahan Tanjung mas Kecamatan Semarang Utara Jawa Tengah, saat Tasyakuran Walimatul Khitan 'Mohammad Rizal'. Simak yuk Rebananya Merdu Lagu Rohani Islami.
Vocalisnya bersuara Cemengkling betul-betul Menggigitππππ https://youtu.be/72AW78xWHPA
AESENNEWSJATENG (TIK TOK)|| Khitanan Mohammad Rizal ,Nanggap Rebana Groub Hadiroh Al Mi'rojππππ
https://vt.tiktok.com/ZSLBegJqh/
AESENNEWSLATENG (FACEBOOK)|| Saat mau di potong burungnya di tasyakuran walimatul khitan, Mohammat Rizal terlihat tegangππππhttps://fb.watch/locT2UQ3ow/?mibextid=Nif5oz
AESENNEWSJATENG (TWITTER)|| Saat mau di sunat burungnya, Mohammad Rizal Warga Kelurahan Tanjung mas Kecamatan Semarang Utara ini malah badannya panasππππ https://twitter.com/HadiPurwono13/status/1673028358937137152?t=jWIzynh-uX4alPd9rJEq5g&s=08
AESENNEWSJATENG (ISTAGRAM)|| Khitanan Mohammad Rizal ,Nanggap Rebana Groub Hadiroh Al Mi'rojππππhttps://www.instagram.com/reel/Ct7FdpMgMbv/?igshid=MTI1ZDU5ODQ3Yw==
Demikian cara Hadi Purwono memperoleh penghasilan melalui profesinya sebagai Wartawan yang orang sering menyebut'Para Kuli-kuli Tinta'.
Penghasilan Hadi tidaklah spectakuler, walau begitu Hadi tetap bertahan sebagai Kuli Tinta, karena menurut Hadi, ini merupakan sebuah panggilan dari Allah demi mencerdaskan masyarakat.
Dengan biaya viral dan editing 1,5 juta pada paket viral di atas,itu sebenarnya sudah murah karena Jurnalis hanya punya sisa 200ribu sisanya buat upload ke beberapa medsos dan sebar-sebar link pada grub mana saja pada media sosial. Untuk itu bagi masyarakat atau instansi manapun yang ingin memviralkan apapun itu, tetap ada biaya kosnya, karena walau bagaimanapun juga tetap ada harga yang harus di bayar.Bisakah viral dengan cara gratis?jawabnya ya bisa, tapi nanti Wartawan Indonesia akan kurus-kurus.26-06-2023(Endang Sri Purwanti)