Lalu Mbah Zazuri menguasakan kepada Trisyono terkait Tanahnya di Karangroto yang di duga di huni 3 kepala keluarga itu untuk mengurusnya,apabila perlu ke penegak hukum biar segera terselesaikan, mengingat para kredit macet ini sangat merugikan pemilik tanah. Trisyono yang masih terbilang keponakannya Mbah Zazuri ini,juga seorang anggota LSM di Semarang. Harapan Mbah Zazuri agar keponakannya bisa urus kasus ini sampai selesai.
Saat di mintai keterangan, Mbah Zazuri menjelaskan,'Ya, permasalahan ini saya serahkan ke Trisyono keponakan saya, mengingat saya sudah tua lagian saya tidak sempat keluar-keluar rumah, mengingat banyak tamu saya yang berobat di pengobatan non medis yang saya jalani,'tuturnya.
Mbah Zazuri juga menambahkan,'Semua bukti-bukti masih saya simpan, dari pertama mereka-mereka mengangsur awal pada hari selasa kliwon tanggal 17 september 2007 lalu seiring berjalannya waktu tiba-tiba pada macet tanpa di sertai keterangan dengan jelas. Dalam hal ini nanti dalam waktu dekat berkas-berkas bukti akan saya serahkan pada pihak yang di kuasakan yaitu Trisyono,'jelasnya.
Bila urusan ini semuanya selesai, rencana tanah kaplingan tersebut akan saya gunakan untuk usaha kos-kosan, mengingat selain yang di kredit 3 kepala Rumah tangga tersebut masih ada sisa tanah 2 sampai 3 rumah lagi. Saya berharap agar supaya persoalan ini bisa terselesaikan agar saya leluasa saat mulai pembangunan,'tambahnya.
Mbah Zazuri juga meminta kesadarannya kepada 3 kepala rumah tangga tersebut, agar supaya menyelesaikan kewajibannya sebagai pembeli yang baik serta mentaati prosedur, karena pada saat itu tanah tersebut juga belinya memakai uang hasil kerja keras. 15-06-2023(Ade-Almaning)
