AESENNEWS.COM, PEWARNA Gelar Pelatihan Jurnalistim Sasar Anak anak Muda GPI Pulo Mas Pewarna Indonesia yang dinahkodai Yusuf Mujiono selalu Ketua Umum dan Ronald Steven Onibala selaku Sekretaris Umum melalui Departemen pelatihan dan sertifikasi menggelar Pelatihan Jurnalistik Dasar yang diselenggarakan di GPI Pulo Mas, Jl. Perintis Kemerdekaan Blok VIII No. 112 Jakarta Timur pada Sabtu, (20/5/2023) bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.
32 Pelajar SMP, SMA dan SMK dari berbagai sekolah negeri dan swasta di DKI Jakarta yang berjemaat di GPI Pulo Mas hadir dengan antusias dalam pelatihan perdana ini.
Hadir sebagai nara sumber adalah Prambudi selalu PP Pewarna Indonesia dan jurnalis di beritabethel.com, Daniel Tanamal selaku Pengurus PD DKI Pewarna Indonesia, Jurnalis dan Penyiar Radio RPK FM dan Johan Sopaheluwakan selaku Pengurus PD DKI Pewarna Indonesia dan juga Pimred www.thejspost.com.
Adapun materi pelatihan yang diberikan berupa Prinsip-prinsip Dasar Jurnalistik, teknik menulis, teknik wawancara, Kode Etik Jurnalistik diserta praktik menulis beeita dan wawancara.
Dalam kesempatan tersebut Pdt. Efraim Babua, M.Th menyampaikan, "Generasi Melinial tidak lepas dari dunia media sosial, di sisi lain anak-anak muda usia SMP-SMA (PPA420) GPI Pulomas, semuanya masih duduk dalam bangku pendidikan yang nota bene tidak terlepas dari tugas-tugas menulis. Hal lain lagi, setiap anak-anak PPA420, sebagian besar memiliki sponsor dari berbagai manca negara yang terkada ada surat yang harus mereka balas secara berkala," ujarnya.
Lebih lanjut Pdt. Efraim menegaskan, "Pengalaman di lapangan justru anak-anak SMP-SMA mengalami kesulitan dalam menulis setiap isi pikiran atau pertanyaan-pertanyaan sponsor, sehingga mentor harus intensif mendampingi mereka untuk menulis surat agar saat ditulis sesuai dengan Bahasa Indonesia yanv baik dan benar serta mengangkat cerita yang aktual dan bisa menggugah, memberkati para sponsor mereka. Kesulitan inilah yang membuat anak-anak harus belajar menulis, disadari karena di generasi mereka literasi mereka sangat lemah dan berbicara tentang menulis menjadi pergumulan tersendiri bagi kami," pungkasnya.
Lebih lanjut Pdt. Efraim mengungkapkan dari tiga nara sumber semua materi bagi saya sangat berkaitan erat mulai dari konsep, etika menulis, anak-anak harus memahami bahwa mereka tinggal di Bangsa Indonesia yg memiliki aturan (UU IT), yang harus dipatuhi bersama sehingga tidak membuat kehidupan mereka gara-gara tidak paham peraturan, menulis dgn sembarangan akhirnya berujung ke penjara dan akhirnya masa depan mereka pun dikorbankan," tandasnya.
Di materi akhir tentang wawancara, penyelenggara mengharapkan peserta dapat belajar bahwa menjadi wartawan itu mengasyikkan dan menantang.
Minimal mereka belajar ilmu wawancara sehingga bisa terimplementasi ketika ada tugas-tugas sekolah mereka sudah memahami cara wawancara.
Diharapkan di akhir pelatihan ini, GPI Pulo Mas akan menganalisis dalam tiim internal. Jika ini bagian dari kebutuhan utama, GPI PUkk Mas akan memprogramkan kembali, yang berikut GPU akan menanyakan di pertemuan-pertemuan berikut jika ada yang mulai tertarik sebagai Jurnalìstm dan mau ditraining atau kursus pihak GPI Pulo Mas akan mengajukan diperuntukkan mereka yang mau diperlengkapi dengan ilmu jurnalistik.
Pdt. Efraim berharap mereka dapat menemukan panggilan hidup dari pelatihan jurnalistik ini. Jika ada yg mau ikut diperlengkapi lagi kami akan prioritas dan minimal menjadi jurnalis gereja lokal dulu sebagai pijakan ke jenjang yang lebih luas.
Acara diakhiri dengan pujian dan penutupan serta doa oleh Pdt. Efraim Babua, M.Th. Ketua Umum Pewarna Indonesia di tempat terpisah yang kebetulan sedang berada di Indramayu menyampaikan, terimakasih atas kepercayaan pihak penyelenggara dalam hal ini GPI Pulo Mas yang telah mempercayakan pelatihan jurnalistiknya kepada PEWARNA. Tentu ini sangat membanggakan dengan pelatihan ini akan semakin banyak generasi muda yang dibekali tentang pemahaman serta karya jurnalistik di tengah era media sosial yang jauh dari berita-berita yang mendidik sehingga mampu mana berita yang menggunakan kaidah jurnalistik dan mana berita yang hoax.
Yusuf juga berharap semakin banyak lagi lembaga-lembaga yang membekali anggotanya melek pemberitaan sebagai bekal memilih dan memilah mana berita yang benar dan mana berita yang pembenaran. JS/ red