-->

PJ Bupati Purwakarta

#'

no-style

Kaji dan analisis masalah tersebut dengan teori Differential Association dengan mengemukakan 9 proposisi sebagai kekuatan teori tersebut. Siapa tokoh-tokoh teori ini?

AESENNEWS.COM
Friday, May 26, 2023, 8:55:00 PM WIB Last Updated 2023-05-26T13:58:54Z

AESENNEWS.COM - Semua tingkah laku tidak hanya merupakan gerakan refleks saja, akan tetapi menyangkut responsi-responsi yang kompleks serta berhubungan satu sama lain Terhadap berbagai macam rangsangan atau stimuli. Oleh karena itu, ahli ahli psikologi selalu berbicara mengenai pola pola tingkah laku serta tidak tentang tindakan tindakan atau respon si responsi yang berdiri sendiri. Beberapa dari pada pola pola ini nampaknya sudah diatur lebih dahulu atau ditentukan oleh keturunan atau pewarisan, dan oleh karena itu disebut tingkah laku yang tidak dipelajari atau tingkah laku yang instinktif. Akan tetapi, sebagian besar daripada tingkah laku tidaklah ada pada waktu individu dilahirkan, dan tingkah laku itu lalu dikembangkan melalui pelajaran. Tingkah laku semacam ini disebut dengan kebiasaan, sebagai lawan dari responsif responsif instinktif Atau gerakan gerakan refleks tadi. Kebiasaan kebiasaan dikembangkan secara pelan pelan sebagai hasil dari pengalaman pengalaman manusia dalam menghadapi lingkungan yang mengelilingi dan di dalam usaha untuk menyesuaikan dirinya kepada lingkungan tersebut.


Tokoh dari teori Differential Association adalah Edwin H Sutherland.

Teori Asosiasi Diferensial atau Differential Association dikemukakan pertama kali oleh Edwin H Sutherland pada tahun 1934 dalam bukunya Principle of Criminology. Sutherland dalam teori ini berpendapat bahwasannya perilaku kriminal merupakan perilaku yang dipelajari dalam lingkungan sosial. Artinya adalah semua tingkah laku dapat dipelajari melalui berbagai cara. Oleh karena itu, perbedaan tingkah laku yang sesuai (conform) dengan kriminal adalah bertolak ukur pada apa serta bagaimana sesuatu itu dipelajari. Teori ini dipengaruhi oleh 3 teori lain yaitu:
Ecological and culture transmission theory, symbolic interactionism, and culture conflict theory. Dari pengaruh pengaruh tersebut dapat disimpulkan bahwasannya munculnya teori diferensiasi ini didasarkan pada hal berikut ini:
1) Bahwasanya orang akan menerima serta mengakui pola pola perilaku yang dapat dilaksanakan
2) Kegagalan guna mengikuti pola tingkah laku dapat memunculkan Inkonsistensi serta ketidak harmonisan
3) Konflik budaya merupakan prinsip dasar dalam menjelaskan kejahatan

Teori asosiasi differensial ini mempunyai dua versi. Versi yang pertama yaitu dikemukakan tahun 1939, yang mana menitik beratkan pada konflik budaya serta disorganisasi sosial dan asosiasi differensial. Pada versi pertama ini, Sutherland Mendefinisikan asosiasi differensial sebagai "the contents of pattern presented in association would differ from individual to individual" Artinya adalah isi atau konten yang disajikan dari sebuah asosiasi akan berbeda dari satu individu ke individu lain. Hal ini artinya Bahwasannya hanya kelompok Pergaulan dengan penjahat akan dapat menyebabkan seseorang berperilaku kriminal. Yang paling penting yaitu isi dari proses komunikasi dengan orang lain. Hal ini nyata memperlihatkan bahwasanya kegiatan atau perilaku jahat itu muncul dikarenakan adanya komunikasi dengan orang lain yang tidak pula. Pada tahun 1947, Sutherland menguraikan Versi yang kedua, yang mana lebih menitik beratkan pada semua tingkah laku dapat dipelajari serta mengetik istilah social disorganization. Teori ini menentang bahwasanya tidak ada tingkah laku jahat yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Follo berlaku jahat itu tidak diwariskan, akan tetapi dipelajari melalui suatu persoalan yang akrab.

Teori Differential Association dari Sutherland ini Menunjukkan dengan jelas sifat serta dampak dari pengaruh kelompok lingkungan terhadap individu. Teori ini sendiri sebenarnya bukan merupakan suatu teori yang unik atau baru, namun teori Sutherland Ini mencoba untuk memberikan suatu Perumusan yang logis serta sistematis dari rangkaian hubungan hubungan yang memungkinkan kejahatan dapat diterima serta dimengerti sebagai tingkah laku normal serta dipelajari, tanpa menyinggung teori-teori kelainan biologis atau psikologis. Oleh karena itu, teori ini semata mata bersifat Sosiologis yaitu berpusat pada hubungan hubungan sosial, yang mana mencakup frekuensi, intensitas serta arti penting daripada asosiasi, akan tetapi tidak merujuk kepada kualitas atau ciri-ciri individu, maupun kepada sifat sifat dunia alamiah yang konkrit serta dapat dilihat. Aspek aspek Struktural dari asosiasi manusia, lazim disebut dengan organisasi sosial. Organisasi sosial merujuk pada suatu kumpulan maksud maksud atau tujuan tujuan serta kepentingan kepentingan bersama dari anggota anggota suatu kelompok yang mana memberi arti serta tekanan pada asosiasi atau pergaulan mereka. Jadi, Disorganisasi asosiasi bukanlah berarti non organisasi atau tidak ada organisasi, akan tetapi merupakan asosiasi-asosiasi yang berlainan serta untuk maksud maksud atau tujuan-tujuan yang berlainan. Di dalam kelompok atau sub kelompok yang mengalami disorganisasi sosial ini, ikatan bersama yang mendasari asosiasi adalah pemikul bersama lebih kepentingan kepentingan dan tujuan tujuan yang diteruskan secara bebas, dari anggota yang satu ke anggota anggota lainnya. Di dalam kondisi inilah, di mana terdapat organisasi organisasi sosial yang berlainan atau berbeda maka tidak dapat dihindari bahwasannya beberapa anggota kelompok kata mengikuti serta mendukung pola tingkah laku kriminal, ada yang bersikap netral atau tidak melibatkan diri dalam kegiatan, akan tetapi ada pula yang akan bersikap tegas anti kriminal, atau tegas tegas menjunjung tinggi hukum. Jadi, fakta dasar dari adanya organisasi sosial yang berbeda di dalam masyarakat di sekeliling kita yaitu bahwasanya asosiasi berbeda itu dapat memunculkan Kriminalitas pada individu. Oleh karena itu, asosiasi berbeda ini merupakan konsekuensi logis dari prinsip belajar dengan asosiasi. Kemudian, yang dimaksud dengan asosiasi differensial yaitu bahwasanya orang yang bergaul dengan pencuri kemungkinan besar akan menjadi pencuri juga. Sebaliknya, orang yang lebih sering bergaul dengan orang yang Taat beribadah, maka ia akan menjadi orang yang tak daripada pula. Hal ini disebabkan Karena masyarakat kita secara pergi tadi pagi dalam kelompok kelompok, yang dalam konteks ini adalah kelompok kriminal kelompok mereka yang Taat beribadah, ditambah lagi dengan berlakunya prinsip asosiasi berbeda. Jadi, prinsip asosiasi yang berbeda ini berlaku, baik kelompok-kelompok Kriminal maupun bagi kelompok anti kriminal. Seperti yang telah dipaparkan di atas, Sutherland Seakan akan mengurangi sifat sifat individu wall pagi asosiasi berbeda, meskipun iya mengakui bahwasanya perbedaan sifat individual dapat mempengaruhi asosiasi berbeda dengan kejahatan, Seperti juga perbedaan perbedaan keadaan lingkungan. Jadi, orang dapat mengatakan juga bahwa Sanya asosiasi berbeda hanyalah penting artinya apabila merupakan ekspresi dari adanya perbedaan individual Yang berada di dalam kepribadian seseorang. Akan tetapi, dalam hal ini mestinya selalu di ingat, bahwasanya asosiasi kemanusiaan merupakan jalan dengan dua arah, yaitu merupakan suatu rangkaian dari aksi serta reaksi yang terus menerus. Jadi, asosiasi berbeda dan responsi berbeda yang berhubungan dengan kejahatan tidak hanya menyangkut individu yang jahat, akan tetapi juga berkaitan dengan orang orang dengan siapa dia bergaul. Dengan demikian, tidaklah cukup apabila hanya mengetahui sifat sifat serta ciri-ciri seseorang secara individual, Akan tetapi perlu untuk mengetahui juga sifat sifat serta ciri-ciri orang orang Dengan siapa ia bergaul, dan asosiasi antara ciri-ciri serta sifat sifat mereka itu. Dan justru asosiasi inilah yang sulit untuk dapat diterangkan.

Emang benar bahwasannya bahwa orang menjadi jahat dikarenakan berhadapan dengan suatu ke rangkaian keadaan atau asosiasi asosiasi yang disebut tingkah laku sistematis. Akan tetapi, sebaliknya adalah benar pula, bahwasanya banyak tingkah laku jahat bersifat impulsif serta irasional. Asosiasi berbeda tidak dapat diterapkan pada tingkah laku yang pisikologis Bersifat impulsif dan irasional, hanya karena tingkah laku tersebut kebetulan di rumuskan sebagai jahat. Ini artinya bahwasanya mungkin teori Sutherland Berlaku bagi banyak macam-macam kejahatan, akan tetapi tidak perlu berlaku bagi semua kejahatan.

Berikut ini adalah Postulat Postulat yang dikemukakan oleh Sutherland Dalam kerangka teorinya yang dikenal sebagai asosiasi yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
1. Kejahatan dapat dipelajari (criminal behavior is learned). Secara negatif, hal ini artinya bahwasanya kejahatan tidaklah diwariskan, akan tetapi dipelajari.

2. Kejahatan dipelajari dalam interaksi dengan orang orang lain melalui proses komunikasi (criminal behavioris learned in interaction with other person in a proccess of communication).

3. Bagian pokok dari proses belajar kejahatan berlangsung di dalam kelompok kelompok pribadi yang intim ( the principal part of the learning of criminal behavior occurs within intimatr personal groups).

4. Proses belajar kejahatan meliputi sebagai berikut:
(1) Teknik teknik untuk melakukan kejahatan yang acap kali amat rumit serta sebaliknya acapkali juga amat sederhana.
(2) Arah motif, dorongan, pembenaran dan sikap sikap (When criminal behavior is learned, the learning includes:
(1) techniques of committing the crime, which are sometimes very complicated, sometimes very simple.
(2) the specific direction of motives, drives, rationalizations and attitudes)

5. Arah khusus motif serta dorongan dipelajari dari definisi-Definisi Prihal menguntungkan atau tidaknya aturan aturan hukum yang ada (the specific direction of motives and drives is learned from definitions of the legal codes as favorable or unfavorable).

6. Seseorang menjadi delinkuen Disebabkan karena iya lebih memiliki definisi yang mendukung pelanggaran hukum dibandingkan dengan definisi definisi yang tidak mendukung pelanggaran hukum ( a person becomes delinquent because of an excess of definitions favorable to violation of law over definitions unfavorable to violation of law).

7. Pengelompokan asosiasi yang berbeda beda mungkin beranekaragam dalam frekuensi, lamanya, prioritas, dan intensitas nya

8. Proses belajar kejahatan melalui pengelompokan dengan pola pola kejahatan atau nanti kejahatan menyangkut semua mekanisme yang terdapat dalam proses belajar apapun

9. Meskipun kejahatan merupakan pencerminan kebutuhan kebutuhan serta nilai nilai umum, akan tetapi tidak dijelaskan oleh kebutuhan kebutuhan serta nilai nilai tersebut, oleh karena itu perilaku yang tidak jahat pun merupakan pencerminan nilai nilai serta kebutuhan yang sama.

Kesimpulan yang dapat diambil dari teori differential association Adalah bawa kesembilan prostulat yang dipaparkan di atas perintahkan pokok pokok sebagai berikut:
1. Perbedaan asosiasi cenderung membentuk perbedaan kepribadian manusia yang berbeda dalam pergaulan kelompok.

2. Berkembang nya seseorang dalam Pergaulan kelompok yang melakukan pelanggaran pelanggaran hukum adalah karena individu yang bersangkutan Menyetujui pola perilaku yang melanggar hukum, dibanding dari pola perilaku lain yang normal.

3. Sikap menyetujui atau memiliki salah satu pola perilaku tertentu dalam asosiasi yang berbeda adalah melalui proses belajar dari Pergaulan yang paling inti melalui komunikasi langsung yang berhubungan dengan sering, lama, mesra, dan prioritas pada pola perilaku kelompok atau individu yang di identifikasikan menjadi perilaku miliknya.

Sutherland Kemudian melakukan studi mengenai kejahatan White-Collar Supaya teorinya dapat menerangkan sebab sebab kejahatan, baik kejahatan konvensial Maupun kejahatan White-Collar. Terlepas dari aspek tersebut, Jikalau Dikaji dari dimensi sekarang, ternyata teori Differential Association Memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri.

Kekuatan teori Differential Assocation bertumpu pada aspek-aspek sebagai berikut:

1. Teori ini relatif dapat untuk menerangkan sebab sebab munculnya kejahatan akibat penyakit sosial.
2. Teori ini dapat menjelaskan bagaimana seseorang sebab adanya atau melalui proses belajar menjadi jahat.
3. Ali Ali teori ini berlandaskan pada faktor yang bersifat nasional.

Kelemahan mendasar teori Differential Association Terletak pada aspek aspek sebagai berikut:

1. Bahwasanya tidak semua orang Atau setiap orang yang berhubungan dengan kejahatan akan meniru atau memilih pola pola kriminal. Aspek ini terbukti untuk beberapa golongan orang, seperti petugas polisi, petugas pemasyarakatan ataupun penjara atau kriminolog Yang telah berhubungan dengan tingkah laku kriminal secara ekstensif, namun kenyataannya tidak menjadi penjahat.
2. Bahwasannya teori ini belum membahas, menjelaskan atau menerangkan serta tidak peduli pada karakter orang orang yang terlibat dalam proses belajar tersebut.
3. Bahwasanya teori ini tidak dapat untuk menjelaskan mengapa seseorang suka melanggar daripada menaati undang undang serta belum mampu untuk menjelaskan Causa kejahatan yang lahir karena Spontanitas.
4. Bahwasanya Jikalau ditinjau dari aspek operasional nya, ternyata teori ini ditaksir sulit untuk diteliti, bukan hanya suatu teori., Akan tetapi juga harus menentukan intensitas, durasi, frekuensi, dan prioritas nya.

Konsep lain yang dikemukakan oleh Sutherland selainDifferential Association Adalah konsep differential social organization theory. Bertitik-tolak pada kondisi sosial, dengan nilai nilai internal serta tujuannya Masing masing dan menggunakan sarana sarana yang berbeda guna mencapai tujuan tujuannya tersebut. Dengan demikian, Sutherland Menolak pemikiran Merton Yang mengemukakan bahwasannya kejahatan penyimpangan tingkah laku seseorang adalah sebagai hasil (outcome) dari Perbedaan perbedaan kepentingan guna mencapai suatu tujuan yang sama. Bahkan, dapat dikatakan bahwasanya teori Differential social organization Mengakui keberadaan berbagai ragam organisasi masyarakat yang terpisah serta masing masing bersaing satu sama lain dengan norma dan nilai nilainya sendiri sendiri. Di pihak lain, teori asosiasi differensial justru hendak mencari dan mengemukakan bagaimana nilai nilai dan norma norma dimaksud dapat dikomunikasikan atau dialihkan dari kelompok masyarakat yang satu kepada yang lainnya.

Sumber referensi:

Komentar

Tampilkan

  • Kaji dan analisis masalah tersebut dengan teori Differential Association dengan mengemukakan 9 proposisi sebagai kekuatan teori tersebut. Siapa tokoh-tokoh teori ini?
  • 0

Terkini

layang

.

social bar

social bar

Topik Populer

Iklan

Close x