-->

PJ Bupati Purwakarta

#'

no-style

Jelaskan minimal 5 contoh faktor kriminogen dari kejahatan korupsi akibat pengaruh globalisasi dengan mengacu pada Teori Anomie yang diadopsi oleh Robert K. Merton!

AESENNEWS.COM
Tuesday, May 16, 2023, 9:08:00 PM WIB Last Updated 2023-05-16T14:08:44Z

 ROBERT K. MERTON DAN TEORI ANOMIE

AESENNEWS.COM - Teori Durkheim tentang Anomie telah diadopsi oleh Merton untuk menjelaskan perilaku menyimpang di dalam masyarakat. Tipologi Merton tentang adaptasi pada Anomie dikenal sebagai Teori Ketegangan. Teori ini menganggap bahwa kejahatan tercipta apabila individu tidak dapat mencapai tujuan mereka melalui saluran legal. Dalam kasus yang demikian, individu menjadi frustrasi dan mencoba untuk mencapai tujuan mereka melalui saluran-saluran yang tidak legal atau menarik diri dari pergaulan sosial karena kemarahannya (Agnew, 1991).

Dampaknya adalah timbulnya Anomie, yaitu kondisi di mana nilai-nilai tradisional ditolak dan orang lalu melakukan kejahatan sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan dengan menggunakan cara yang tidak legal karena mereka tidak memperoleh kesempatan untuk menggunakan cara yang legal.

Di dalam setiap masyarakat selalu terdapat penyebaran yang tidak merata dari sarana dan kesempatan untuk mencapai tujuan budaya menurut kelas dan kedudukan sosial. Ketidakmerataan penyebaran sarana atau kesempatan tersebut belumlah cukup untuk mengantarkan seseorang pada keadaan frustrasi. Frustrasi akan timbul pada seseorang yang tidak memperoleh sarana atau kesempatan bagi pencapaian tujuan budaya apabila pada masyarakat yang bersangkutan tercanangkan kesempatan yang sama bagi semua warga untuk mencapai tujuan budaya. Di samping itu, kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan haruslah menekankan kepada tujuan atau aspirasi yang bersifat material (kekayaan ekonomis). Di dalam suatu masyarakat di mana para warganya "tunduk kepada struktur kelas yang ketat dan setiap kelas mempunyai aspirasi sendiri yang sesuai dengan budaya mereka yang mereka miliki maka frustrasi tidak mungkin timbul.


Merton berpendapat bahwa ketidakselarasan yang mencolok dan yang mengakibatkan frustrasi di kalangan warga tertentu dapat menimbulkan suatu keadaan di mana warga yang bersangkutan tidak lagi mempunyai ikatan yang kuat sesuai dengan tujuan budaya dan cara-cara yang melembaga dalam kebudayaan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan tersebut. Keadaan ini dinamakan anomie. Anomi adalah keadaan di mana sebagian besar warga cenderung mengatasi masalahnya dengan melakukan beberapa bentuk penyesuaian diri yang menyeleweng dari norma-norma yang berlaku. Para warga tersebut dapat tunduk kepada kenyataan atau menolak salah satu antara tujuan dan cara yang tersedia di dalam masyarakat yang bersangkutan.
Adaptasi Individu terhadap kondisi Anomie Merton mengemukakan lima cara adaptasi yang sangat mungkin diambil oleh individu untuk mengatasi keadaan anomie tersebut, yakni :
1. Konformitas, yaitu suatu keadaan di mana individu atau warga masyarakat menerima tujuan kebudayaan dari
masyarakat dan cara-cara yang telah melembaga untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Inovasi, yaitu keadaan di mana individu atau warga masyarakat menerima tujuan kebudayaan masyarakatnya
tetapi dalam hal mencapai tujuan tersebut mereka tidak menggunakan cara yang telah melembaga tetapi
menggunakan cara lain yang tidak legal.
3. Ritualisme, yakni keadaan di mana individu atau warga masyarakat menolak tujuan kebudayaan
masyarakatnya, tetapi tetap mempertahankan cara-cara yang telah melembaga dan diterima oleh seluruh
masyarakat untuk mencapai tujuan lain yang berbeda dengan apa yang telah ditetapkan oleh masyarakat.
4. Penarikan diri yaitu keadaan di mana individu atau warga masyaraka menolak, baik tujuan kebudayaan
maupun cara-cara yang telah tersedia dalam masyarakat.
5. Pemberontakan, yaitu keadaan di mana individu atau warga masyarakat menolak, baik tujuan kebudayaan
maupun cara-cara yang telah tersedia dalam masyarakat serta bermaksud untuk mengubahnya (secara
menyeluruh).
Bentuk adaptasi atau penyesuaian pada butir 2, 3, 4 dan 5 adalah bentuk penyesuaian diri yang menyeleweng atau menyimpang dari norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas terkait teori Anomie yang diadopsi oleh Robert K. Merton yang menjelaskan bagaimana dampak dari segi faktor-faktor sosial, termasuk pengaruh globalisasi, yang dapat memberikan kontribusi pada tingkat kejahatan korupsi dalam suatu masyarakat.

5 contoh faktor kriminogen dari suatu kejahatan korupsi akibat pengaruh globalisasi dengan mengacu pada teori tersebut :
1. Ketidakseimbangan antara tujuan dan sarana
Dalam masyarakat yang terpengaruh oleh globalisasi, tujuan yang diinginkan oleh individu seringkali terkait
dengan kekayaan, keberhasilan material, dan status sosial yang tinggi. Namun, akses terhadap sarana legal
untuk mencapai tujuan tersebut sering kali terbatas, khususnya bagi individu yang merasa terpinggirkan atau
tidak memiliki kesempatan yang sama. Hal tersebut dapat menciptakan tekanan atau tekad yang kuat serta
mendorong individu untuk ikut terlibat dalam upaya kejahatan korupsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan
yang diinginkannya.

2. Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya: Globalisasi dapat mengintensifkan ketidaksetaraan akses
terhadap sumber daya ekonomi dan politik di antara negara-negara dan kelompok-kelompok sosial.
Ketimpangan ini menciptakan kesempatan bagi individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan atau
koneksi untuk menyalahgunakan kewenangan mereka demi memperoleh keuntungan pribadi. Kesenjangan
sosial dan ekonomi yang melebar dapat menciptakan anomie atau ketidakadilan yang memicu terjadinya
kejahatan korupsi.

3. Budaya materialistik dan orientasi pada bergaya hidup mewah: Globalisasi juga berdampak pada budaya dan
nilai-nilai masyarakat. Pengaruh globalisasi sering kali mengarah pada penyebaran budaya materialistik dan
orientasi yang bergaya hidup mewah, di mana keberhasilan dan kebahagiaan diukur berdasarkan
kepemilikan pada benda-benda material dan kekayaan. Nilai-nilai yang menekankan pada keserakahan dan
dorongan untuk memperoleh keuntungan materi dapat memicu individu untuk terlibat dalam tindakan
korupsi demi memperoleh kekayaan dan status sosial yang diidamkan.

4. Perubahan sosial dan ketidakpastian: Globalisasi membawa perubahan sosial yang signifikan, seperti
pertumbuhan ekonomi yang cepat, migrasi masal, dan perubahan struktur sosial. Perubahan ini dapat
menciptakan ketidakpastian sosial dan ekonomi di antara masyarakat. Ketidakpastian ini dapat menghasilkan
tekanan dan frustrasi yang meningkat, yang pada gilirannya meningkatkan kecenderungan individu untuk
mencari jalan pintas atau solusi cepat dalam bentuk kejahatan korupsi.

5. Perluasan kesempatan dan kegagalan sosial: Globalisasi dapat membuka peluang ekonomi yang luas,
terutama dalam bentuk investasi asing dan perdagangan internasional. Namun, perluasan kesempatan ini
tidak selalu diikuti dengan kesetaraan dan redistribusi yang dalam konteks globalisasi adalah untuk
mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial yang sering kali diperkuat oleh efek globalisasi yang tidak
merata. Globalisasi dapat menciptakan kesenjangan yang semakin besar antara negara-negara dan dalam
masyarakat, dan redistribusi menjadi penting untuk memperbaiki ketimpangan tersebut dan memastikan
manfaat globalisasi didistribusikan secara adil
Komentar

Tampilkan

  • Jelaskan minimal 5 contoh faktor kriminogen dari kejahatan korupsi akibat pengaruh globalisasi dengan mengacu pada Teori Anomie yang diadopsi oleh Robert K. Merton!
  • 0

Terkini

layang

.

social bar

social bar

Topik Populer

Iklan

Close x