AESENNEWS.COM - Manusia sebagai mahkluk individu. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan mahkluk lain yang Tuhan ciptakan, itu dapat dibedakan dari cara manusia hidup, manusia memiliki akal budi, dan beretika dalam dirinya. Manusia juga adalah mahkluk individu dan mahkluk sosial, individu berasal dari bahasa latin “individuum” yang artinya tidak terbagi.
Manusia sebagai mahkluk yang individu memiliki unsur yang meliputi
rohani dan jasmani, jiwa dan raga, serta unsur fisik dan psikis. Setiap manusia
dapat dikatakan sebagai mahkluk individu adalah dimana setiap manusia tersebut dapat
menyatu dengan unsur yang ada didalamnya. Setiap manusia satu dengan yang
lainnya memiliki perbedaan dari masing-masing pribadi, tidak ada manusia yang
100% sama. Manusia sebagai mahkluk individu memiliki dua faktor diantaranya
faktor fenotip dan faktor genotif yang artinya.
Faktor Genotip adalah faktor yang dibawa sejak lahir oleh
manusia itu sendiri, faktor itu merupakan faktor keturunan yang dibawanya sejak
lahir seperti warna kulit ada yang putih, sawo matang, hitam, rambut keriting,
rambut ikal, rambut lurus, dll. Dan Faktor Fenotip adalah faktor yang dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar, artinya faktor ini berperan dalam kehidupan manusia untuk
mempengaruhi karakter dan tingkah laku manusia, dimana fenotif (lingkungan) ini
dapat mempengaruhi karakter setiap manusia ada yang baik, jahat, berwibawa,
perhatian, cemburu, dan lain sebagainya. Faktor fenotip ini berperan pending
untuk membangun karakteristik setiap orang.
Manusia sebagai mahkluk individu yang memiliki faktor genotif
dan fenotip juga didalamnya memiliki tiga unsur yang membentuk tingkah laku
manusia diantaranya :
1. Warisan Biologis
(Genotif)
Warisan biologis adalah warisan yang berupa karakteristik
manusia itu sendiri dimana secara biologis manusia itu ada yang hitam, putih,
pendek, tinggi dll, warisan bilogis ini cenderung pada faktor Genotip atau Gen.
2. Warisan Lingkungan Fisik
(Fenotip).
Lingkungan sangat mempengaruhi setiap individu manusia aristoteles
menjelaskan bahwa perbedaan prilaku setiap manusia itu dapat dipengaruhi oleh perbedaan
iklim, topographi, dan alam. Dimana faktor ini lingkungan membentuk seriap
karakter-karakter manusia, misalnya saja didaerah yang memiliki padang pasir seperti
afrika orang-orang disana terlihat lebih cenderung hitam dibandingkan dengan
orang-orang yang tinggal didaerah sejuk seperti indonesia warna kulit lebih
sawo matang, dari karakteristik kepribadiannya juga berbeda ada yang lembut dan
ada yang keras semua itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan
3. Faktor Kebudayaan.
Faktor ini adalah faktor yang berupa kebiasaan-kebiasaan yan
dilakukan manusia disetiap kelompoknya masing-masing. Seperti kepercayaan,
kebiasaan, nilai-nilai, hukum dan moral pada kelompok tersebut.
Manusia sebagai mahkluk
sosial.
Pada hakekatnya manusia adalah mahkluk yang individu namun manusia
individu tersebut membutuhkan individu lain, dengan demikian Secara kodratnya
manusia merupakan mahkluk sosial dimana setiap manusia tidak dapat hidup secara
sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain entah itu berinteraksi, saling
tolong menolong dan sebagainya. Manusia diberikan potensi dan kemampuan (akal,
pikiran dan perasaan) sehingga setiap manusia bisa berdiri sendiri dan
bertanggung jawab atas dirinya, namun tetap saja pasti membutuhkan orang lain.
Manusia dapat dikatakan sebagai mahkluk sosial karena setiap
manusia didorong untuk dapat berhubungan antara individu satu dengan individu
lainnya. Karena manusia memiliki akal, pikiran dan perasaan untuk itulah manusia
akan memiliki beberapa hal dibawah ini
diantaranya :
1. Manusia tunduk pada
norma, aturan, dan hukum yang berlaku.
2. Prilaku manusia menjadi
penilaian akan manusia lainnya.
3. Manusia akan berkembang
jika berada dialam lingkungan manusia itu sendiri.
4. Manusia membutuhkan
orang lain tuntuk berinteraksi, bersosial, berdang dan hal lain sebagainya.
Bagaimana keterkaitan antara keduanya!
Keterkaitan antara
manusia sebagai mahkluk individu dan manusia sebagai mahkluk sosial adalah kita
harus kembali kepada pengertian dari setiap point tersebut. seperti yang sudah
di singgung pada kalimat diatas bahwa manusia sebagai mahkluk individu juga
berperan sebagai mahkluk sosial, manusia yang individu mampu bertanggung jawab
atas dirinya namun manusia akan tetap membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupannya. setiap manusia mampu melakukan peran-peran sebagai mahkluk
individu dan peran sebagai mahkluk sosial dimana Keduanya memiliki keterkaitan
yang sangat erat. Dengan demikian keterkaitan keduanya adalah untuk menciptakan
kehidupan yang saling berinteraksi, dan saling menolong agar kehidupan yang
dijalani setiap manusia menjadi berwarna dan bernilai.
Peran Manusia sebagai mahkluk individu.
1. Peran manusia untuk kebutuhan
Rohani.
a.
Peran kepenuhan terhadap fikiran dan akal.
Mencari dan memberikan pengetahuan, nilai-nilai, dan norma-norma,
manusia dituntut untuk mencari tahu, belajar, dan mendalami agama yang
dipercayanya.
b. Peran Terhadap Nurani.
Manusia mampu bertindak sesuai hati nuraninya. Manusia memiliki
nurani bersalah jika melakukan kesalahan. Untuk itu kita dituntut untuk memiliki
hati nurani yang sejalan dengan kodratnya yang diberikan Tuhan.
c. Peran mengendalikan hawa
nafsu.
Menjaga kodratnya sebagai manusia (laki-laki menjadi laki-laki,
dan perempuan menjadi perempuan, tidak sebaliknya). Manusia dituntut harus bisa
mengendalikan nafsunya.
2.
Peran manusia untuk kebutuhan jasmani.
a. Peran atas kebersihan
dirinya sendiri.
Artinya manusia dituntut untuk menjaga kebersihan dirinya misal
mandi, dan berprilaku bersih.
b. Peran atas kebutuhan
sandang, pangan dan papan.
Artinya adalah manusia mampu mencukupi dirinya dari segi primer
dan sekunder dari setiap yang dibutuhkan, entah itu makanan, pakaian, dan
kebutuhan lainnya yang sifatnya primer (utama) dan sekunder (kedua).
Peran manusia sebagai mahkluk sosial.
1.
Manusia memiliki peran menciptakan aturan-aturan hukum untuk
ditaati bersama.
2.
Membentuk suatu kelompok.
3.
Manusia tunduk pada aturan dan norma-norma sosial.
4.
Manusia tunduk pada adat-istiadat dimana manusia itu berada.
5.
Manusia saling tolong-menolong satu sama lainnya.
6.
Manusia menjadi contoh untuk orang lain atau menjadi teladan.
Sumber referensi :
1. MKWU4109.MODUL 4, Hal.
4.1, 4.2, 4.3, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4. 9, 4.19, 4.20, 4.21, 4.22.
3. https://www.dosenpendidikan.co.id/manusia-sebagai-makhluk-sosial/