Pelatihan yang diinisiasi Dinas Pembinaan Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Dispotmaral) ini merupakan program rutin yang dilaksanakan oleh TNI AL yang dilaksanakan setiap tahun dan agenda ini selalu diprioritaskan pada daerah-daerah rawan bencana.
TNI Angkatan Laut berusaha menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa budaya akan kesiagaan hadapi bencana harus di mulai dari kesadaran individu, keluarga dan kelompok, termasuk di lingkungan sekolah sampai pada kelompok masyarakat bawah. Kegiatan pelatihan dianggap sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kapasitas aparat pemerintah dan masyarakat dalam rangka membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana. Kesiapan dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam penanggulangan bencana. Kesiapan menghadapi ancaman menentukan besar kecilnya resiko dan dampak bencana yang akan diterimaa. Masyarakat di daerah rawan bencana, bersama-sama pihak yang berwenang menjadi “subjek” atau pelaku.
Kepala Dinas Pembinaan Potensi Maritim TNI Angkatan Laut Laksma TNI Suradi Agung Slamet sebagai penanggungjawab kegiatan menjelaskan pelatihan penanggulangan bencana tahun 2023 dilaksanakan oleh Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Lanal Malang yang dipusatkan di desa Tambakrejo, kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar dan Lanal Cilacap.
“Penanggulangan bencana bukanlah kerja sendiri, melainkan tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, unsur masyarakat, dunia usaha, akademisi termasuk media baik cetak,elektronik dan sosial media” tutur Laksma Suradi.
Selain itu Pelatihan penanggulangan bencana bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan peningkatan kemampuan diri sendiri, kesiapsiagaan, kewaspadaan, sikap tanggap segera menyiapkan alat peralatan, juga menyelamatkan diri dari resiko ganasnya ancaman bencana serta menghadapi terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir. Maka dengan langkah antisipasi siaga bencana tersebut mampu menekan angka korban jiwa dan memahami langkah-langkah pertama yang harus diambil saat terjadi bencana.
Sedangkan materi dalam pelatihan tersebut meliputi sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami, penanganan korban gempa bumi dan tsunami, manajemen kesiapsiagaan bencana, prosedur pelaksanaan proses evakuasi mandiri dari ancaman resiko bencana gempa bumi dan tsunami.
Sesi pelatihan diakhiri dengan simulasi kesiapsiagaan bencana dan evakuasi mandiri masyarakat pesisir terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami yang melibatkan personel TNI, Polri, Pemda setempat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD, Basarnas, BMKG, Pelajar dan Kelompok Masyarakat Peduli Bencana.
Dalam berbagai kesempatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan bahwa TNI AL siap kapanpun dibutuhkan guna mengatasi kedaruratan. Dalam hitungan jam TNI AL hadir saat masyarakat membutuhkan pertolongan, terlebih dalam kondisi darurat bencana (Nanang).