Kediri - Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kediri mengadakan diskusi panel dan deklarasi pencegahan kekerasan terhadap anak-santri. Acara tersebut dihelat di Ruang Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur pada Senin pagi (20/3).
Acara tersebut dibuka oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar. Menurutnya, belakangan ini marak pemberitaan tentang kasus kekerasan yang menimpa pada anak-anak, baik itu nasional, regional, maupun di Kota Kediri sendiri.
Apalagi para pelakunya adalah orang-orang terdekat dari si korban, entah dari keluarga, tetangga, teman bermain, atau guru sekolah. Ini tentu menjadi keprihatinan dan kepedihan bersama, “Kami tidak ingin hal itu terjadi menimpa pada anak-anak kita, notabene amanah dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita,” kata Ferry Silviana.
Istri Wali Kota Kediri yang akrab disapa Bunda Fey mengajak kepada para orangtua dan guru untuk menciptakan dan memberikan rasa aman kepada anak-anak. Dia juga menegaskan bahwa segala bentuk pelanggaran hukum dan susila akan ditindak dengan tegas, agar tidak menjadi preseden buruk bagi semua pihak khususnya di Kota Kediri.
Ketakutan anak dulu dengan sekarang beda. Bunda Fey menceritakan, pada masa kecilnya saat megikuti kegiatan pengajian, yang ditakuti adalah gelapnya jalan, kondisi rumah sekitar yang seram, atau faktor lain. Tetapi ketakutan sekarang lain lagi. “Untuk itu para orangtua agar lebih intens dalam mengawasi dan mengontrol tumbuh kembang dan pergaulan anak-anaknya,” katanya.
Kota Kediri memiliki Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang dilantik oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Susana Yembise beberapa waktu lalu. PPA merupakan tempat pertama upaya preventif/pencegahan sekaligus untuk membantu advokasi/langkah hukum.
“Hal ini dijamin dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS),” sambung Bunda Fey.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Marsudi menjelaskan kegiatan ini merupakan seri ke-10 dari 10 kelompok. Maka kali ini Dinas Pendidikan bersinergi dengan Kemenag dan Cabang Dinas Pendidikan untuk mencegah kekerasan pada anak.
“Kemendikbud membagi kekerasan menjadi tiga jenis, yaitu bullying secara fisik dan nonfisik, intoleransi, dan kekerasan seksual. Saya mengajak kepada pengasuh, guru, pengurus yang terlibat di satuan Pendidikan non formal untuk turut serta mencegah kekerasan pada anak,” kata Marsudi.
Sementara itu, Sekretaris Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Fakhrur Rozi mengatakan, demi terwujudnya tumbuh kembang anak-anak, seyogyanya tidak mencari kesalahan orang lain. “Mari kita bersinergi agar tindak kekerasan pada anak dapat dihindarkan sehingga tujuan dari sekolah dan pesantren ramah anak bisa tercapai,” kata Anas.
“Indikator pesantren ramah anak yang ke-7 adalah kebebasan beribadah, maka perlu dilakukan pembinaan anak sejak dini di TPQ dan Madin, dengan maksud agar mereka punya pemahaman agama yang baik,“ sambung Anas Anshori dari Forum Komunikasi Pendidikan Quran (FKPQ).
Pembinaan berjenjang juga telah dilakukan di lingkungan Ponpes Wali Barokah, mulai usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dewasa. Sejak dini kelas antara laki-laki dan perempuan dipisah, baik sekat maupun tempat. “Hal ini sebagai bentuk upaya preventif terjadinya kekerasan, di samping agar materi bisa diserap dengan maksimal oleh anak-anak,” kata Daud Soleh, pengurus Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Wali Barokah.
Dalam acara tersebut juga diisi diskusi panel dengan narasumber yang berkompeten. Di akhir acara, Bunda Fey bersama pejabat terkait dan para tamu undangan membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk komitmen bersama dalam “Deklarasi Pencegahan Kekerasan Pada Anak”.
Acara tersebut dihadiri para ketua majelis taklim, kepala Taman Pendidikan Quran (TPQ) dan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT), ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), ketua Quran Massiive (Qurma), dan pengurus Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) se-Kota Kediri.