Pada Sabtu 12/11/2022 seorang warga desa Namohalu Esiwa, Elikana Harefa yang kebetulan menjual getah karet miliknya, menuturkan bahwa sumber penghasilannya hanya getah karet.
"Meskipun hanya petani karet, saya masih bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak hingga SMA, kini semakin sulit.
Dulunya, harga karet mencapai Rp 10.000/kg. Akan tetapi, setelah harga BBM melonjak naik, harga getah karet turun drastis, anjlok hingga Rp 5000/kg.
Tentu saja, kini berkurang biaya kebutuhan keluarga dan biaya sekolahkan anak-anak pasti tidak cukup, ucapnya.
Biasanya, penghasilan saya Rp 500.000 setiap kali jualan karet, sekarang hanya Rp 250.000." Tutur Elikana dengan nada sedih.
Lebih lanjut, Elikana bercerita mengenai era pemerintahan Presiden, Megawati Soekarno Putri. "Harga getah karet di pulau Nias mencapai Rp 19.000/kg, namun sekarang hanya Rp 5000/kg.
Saya berharap kepada pemerintah kabupaten Nias Utara, pemerintah propinsi dan pemerintah pusat agar segera mengambil tindakan untuk memulihkan perekonomian masyarakat Nias, khususnya di kecamatan Namehalu Esiwa.
Semoga pemerintah tidak tutup mata dan telinga untuk melihat dan mendengar rintihan dan masyarakat (petani getah karet) terhadap krisis ekonomi." Tandas Elikana sambil menutup pembicaraan (Robin).