Juga saat memberikan bantuan bencana di Cugenang, pusat gempa Cianjur yang terdampak sangat parah dengan korban jiwa terbanyak, di hari Selasa (hari kedua gempa) saya langsung kontak Ketua FKDT Kecamatan Cugenang, Ustadzah Siti Nurhalimah dan langsung berkunjung di rumahnya yang di depannya persis adalah halaman Musholla Aljihad yang dijadikan pos pengungsian untuk warga kampungnya, Kampung Cariu Wetan, Desa Mangunkerta, Kec. Cugenang, Cianjur.
Walau rumahnya juga rusak kena gempa, tapi Ustadzah Siti Nurhalimah tampil memimpin warganya membuat pos pengungsian, dan saya lihat sendiri orang-orang hormat padanya dan taat pada perintahnya, baik orang tua maupun anak muda.
Ustadzah Siti Nurhalimah juga dikenal dan dihormati sampai di kampung lain. Saya lihat sendiri ketika saya menemaninya berkunjung di 5 RT atau 5 pos pengungsian yang berada di luar kampungnya.
Guru agama seperti ini bukan hanya Ustadzah Siti Nurhalimah saja di Cianjur ini, masih banyak lagi yang saya lihat langsung. Mereka, para guru agama ini, sangat berperan untuk terjadinya bencana kedua (second disaster) dalam bentuk konflik antar penyintas/korban gempa karena adanya kecemburuan pembagian bantuan bencana yang dianggap tidak adil, tidak merata. Kepada guru agama seperti Ustadzah Siti Nurhalimah inilah para korban bencana gempa mempercayainya untuk mendapatkan keadilan dari bantuan bencana untuk mereka (Nanang/Team)