AESENNEWS.COM, Cianjur - Kebebasan beragama dan mendirikan tempat ibadah bagi golongan minoritas masih menjadi polemik yang tidak ada hentinya, padahal dalam undang-undang 1945 pasal 28E, 28I Ayat 1, dan 2 pemerintah menjamin hak dan kebebasan tersebut, namun masih saja terjadi hal yang mendiakriminatif untuk kebebasan beragama, berkeyakinan serta melakukan peribadahannya.
IMB merupakan perijinan yang harus di lengkapi oleh gereja-gereja yang ada diindonesia ini baik bangunan baru, maupun bangunan lama yang sudah berdiri puluhan tahun.
Di kecamatan ciranjang, kabupaten cianjur saja terdapat 14 gedung gereja dari berbagai sinode, namun sedikit dari gereja ditempat ini yang memiliki IMB.
Dari penelusuran awak media terdapat beberapa gereja yang tidak memiliki IMB, bukan tidak di urus perijinannya namun selalu saja gagal dan tidak berhasil terbit dengan berbagai jenis alasan.
Salah satu pengurus gereja MT (40) mengatakan "kalo mengurus IMB, gereja pasti langsung mengurusnya, namun masalahnya adalah selalu saja tidak di setujui, kurang ini lah, kurang itulah, bukan hanya satu atau dua tahun, tapi lebih dari lima tahun mengurus, IMB tidak mau keluar", ucapnya kepada awak media pada Jumat(11/8/22).
Pengurus lain mengatakan "harusnya gereja yang berdiri sudah lama sebelum ijin IMB berlaku dikasih saja/dipermudah, bukan harus mengajukan dan dipersulit, lalu gereja di tutup karena ga ada IMB", dimana keadilan yang katanya pemerintah menjamin kebebasan beribadah di indonesia ini! sahutnya dengan nada tingi dan tegas saat dijumpai awak media pada. (11/8/22).
Menilik dari permasalahan yang terjadi terhadap golongan kepercayaan tertentu merupakan suatu PR besar bagi pemerintah. Bukan hanya saja gereja yang sulit mendapatkan IMB, contoh lain perenovasian rumah ibadah agama budha (Vihara) di sukabumi juga masih menjadi polemik yang besar hingga saat ini.
Sejarah singkat berdirinya gereja pertama dan kristen di ciranjang-cianjur.
Kampung Kristen di jawa barat, Kabupaten Cianjur merupakan sebuah kabupaten yang sangat luas di wilayah jawa barat yang membentang lebih dari 350 ribu hektar dengan kodisi dataran tinggi dan rendah. lahan pertanian, perkebunan , dan perikanan menjadi sektor sumber pendukung ekonomi kehidupan masyarakat setempat, kabupaten cianjur lebih dikenal sebagai kota santri, ratusan pesantren yang tersebar di 35 kecamatan di kabupaten cianjur ini.
Meski Kabupaten Cianjur ini adalah mayoritas sebagai penganut agama muslim/islam namun disisi lain ternyata ada sebuah kampung yang penduduk nya beragama kristiani sejak tahun 1902 silam, Kampung palalangon merupakan sebuah kampung yang terletak di Desa Kertajaya Kecamatan Ciranjang, tak hanya Desa kertajaya yang penduduknya beragama kristiani namun ada dua desa yakni Desa Sindangjaya dan Desa Sindangsari.
Kampung kristen di jawa barat Bernama Palalangon berada di gunung halu (yang biasa disebut) ditempati oleh orang kristen sejak Bupati pada era Raden Prawiradiredja pada tahun (1862-1910) Masehi, kampung kristen ini adalah kampung kristen yang tertua di jawa barat yakni lebih dari 1 abad mayoritas kristen dikampung ini tinggal hingga sampai saat ini, di kampung ini terdapat Gereja tertua atau gereja pertama yang ada dicianjur yaitu Gereja Kristen Pasundan Jemaat Palalangon yang berdiri sejak tahun 1902 Masehi yang berdiri kokoh hingga saat ini (2022).
berdirinya Kampung kristen di jawa barat ini, Pada saat inti komunitas penyebar agama Kristiani dari (Hindia Belanda (Nederlandsche Zendings Vereeniging) meminta kepada bupati suatu tempat untuk sekumpulan orang kristiani yang dipilih yakni Palalangon dan yang menjadi cikal bakal tempat/kampung kristiani di jawa barat hingga sampai saat ini. Dalam sejarah umat kristiani mendapatkan intimidasi dari sekelompok agama lain sehingga membuat agama ini menjadi dianggap sebagai agama orang belanda pada saat itu. Hingga sampai saat ini orang sunda selalu berfikir bahwa Agama Kristen adalah agama orang belanda.
Setelah meminta saran dari Bupat B.M. Almeka Beserta ketujuh pengikut lalu menyuruh kekawasan sungai cisokan yang hingga tembus ke arah sungai citarum setelah itu mereka meenemukan lokasi bukit yang cukup landai lalu mendirikan patok-patok kawasan tempat tinggal di wilayah itu, dan dari ketujuh pengikutnya ini masing-masing menjemput para keluarganya untuk di bawa ke wilayah ini, setelah mereka tinggal disitu lalu mendirikan Gereja Pertama pada 17 Agustus tahun 1902 Masehi, B.M alkema dan para pengikutnya memberikan nama pada kampung itu adalah Palalangon atau arti kata lain adalah Menara.
Genaplah 120 tahun Gereja Kristen Pasundan ini berdiri hingga 17 Agustus 2022 mendatang, kampung kristen di palalangon memiliki sejarah yang sangatlah panjang mulai dari berdirinya hingga sekarang, Gereja Kristen Pasundan ini sudah dua kali di renovasi sejak berdirinya gereja ini karena mempertahankan keasliannya, dulunya pertama kali di bangun gereja ini hanya beratapkan ilalang dan beralaskan tanah pada jaman itu. (bersambung)