AESENNEWS.COM, Cianjur, Kampung Kristen di jawa barat, Kabupaten Cianjur merupakan sebuah kabupaten yang sangat luas di wilayah jawa barat yang membentang lebih dari 350 ribu hektar dengan kodisi dataran tinggi dan rendah. lahan pertanian, perkebunan , dan perikanan menjadi sektor sumber pendukung ekonomi kehidupan masyarakat setempat, kabupaten cianjur lebih dikenal sebagai kota santri, ratusan pesantren yang tersebar di 35 kecamatan di kabupaten cianjur ini.
Meski Kabupaten Cianjur ini adalah mayoritas sebagai penganut agama muslim/islam namun disisi lain ternyata ada sebuah kampung yang penduduk nya beragama kristiani sejak tahun 1902 silam, Kampung palalangon merupakan sebuah kampung yang terletak di Desa Kertajaya Kecamatan Ciranjang, tak hanya Desa kertajaya yang penduduknya beragama kristiani namun ada dua desa yakni Desa Sindangjaya dan Desa Sindangsari.
Kampung kristen di jawa barat Bernama Palalangon berada di gunung halu (yang biasa disebut) ditempati oleh orang kristen sejak Bupati pada era Raden Prawiradiredja pada tahun (1862-1910) Masehi, kampung kristen ini adalah kampung kristen yang tertua di jawa barat yakni lebih dari 1 abad mayoritas kristen dikampung ini tinggal hingga sampai saat ini, di kampung ini terdapat Gereja tertua atau gereja pertama yang ada dicianjur yaitu Gereja Kristen Pasundan Jemaat Palalangon yang berdiri sejak tahun 1902 Masehi yang berdiri kokoh hingga saat ini (2022).
Sejarah beridinya Kampung kristen di jawa barat ini.
Pada saat inti komunitas penyebar agama Kristiani dari (Hindia
Belanda (Nederlandsche Zendings Vereeniging) meminta kepada bupati suatu
tempat untuk sekumpulan orang kristiani yang dipilih yakni Palalangon dan yang
menjadi cikal bakal tempat/kampung kristiani di jawa barat hingga sampai saat
ini. Dalam sejarah umat kristiani mendapatkan intimidasi dari sekelompok agama
lain sehingga membuat agama ini menjadi dianggap sebagai agama orang belanda
pada saat itu. Hingga sampai saat ini orang sunda selalu berfikir bahwa Agama
Kristen adalah agama orang belanda.
Setelah meminta saran dari Bupat B.M. Almeka
Beserta ketujuh pengikut lalu menyuruh kekawasan sungai cisokan yang hingga
tembus ke arah sungai citarum setelah itu mereka meenemukan lokasi buktit yang
cukup landai lalu mendirikan patok-patok kawasan tempat tinggal di wilayah itu,
dan dari ketujuh pengikutnya ini masing-masing menjemput para keluarganya untuk
di bawa ke wilayah ini, setelah mereka tinggal disitu lalu mendirikan Gereja
Pertama pada 17 Agustus tahun 1902 Masehi, B.M alkema dan para pengikutnya
memberikan nama pada kampung itu adalah Palalangon atau arti kata lain adalah
Menara.
Genaplah 120 tahun Gereja Kristen Pasundan ini berdiri hingga 17
Agustus 2022 mendatang, kampung kristen di palalangon memiliki sejarah yang
sangatlah panjang mulai dari berdirinya hingga sekarang, Gereja Kristen
Pasundan ini sudah dua kali di renovasi sejak berdirinya gereja ini karena
mempertahankan keasliannya, dulunya pertama kali di bangun gereja ini hanya
beratapkan ilalang dan beralaskan tanah pada jaman itu.
Saat ini bukan hanya Gereja ini yang berdiri di
kampung ini namun banyak Gereja dan Sinode yang sudah berdiri, dari Gereja
Bethel Pembaharuan, Gereja Bethel Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,
Gereja Persekutuan Injil Eliezer, Gereja Pantekosta di Indonesia, Gereja
Gerakan Pantekosta, dan ada lembaga kristen lainnya seperti Sekolah Tinggi
Teologi Alkitab Pengembangan Pedesaan (SAPPI) dan STT SHEMA (S1), Sekolah
Menengah Kejuruan Paulus, serta Yayasan Paguyuban Cikahuripan Nusantara,
Yayasan Pendidikan BIMBI, dan Yayasan Prahiyangan indah serta didukung dengan
radio lokal yakni Radio Citra Kasih, serta lembaga kerjasama antar Gereja yakni BKSAG (Badan Kerjasama Antar Gereja).
Kehidupan di Kampung kristen di jawa barat ini Toleransi umat beragama sangatlah tentram karena terlihat dari aktivitas masyarakat ketika terjadi orang meninggal masyarakat disini saling membantu, dan ketika peribadahan masyarakat saling menghormati satu sama lain dari dulu hingga sekarang ini. (Bersambung). /Asep.