AESENNEWS.COM, Riyadh— Dubai, Uni Emirat Arab (CNN) - Kerajaan Arab Saudi menekankan perlunya keragaman antar agama, kepercayaan, dan budaya yang berbeda menjadi sumber penguatan persaudaraan manusia, bukan sumber kelemahan dan perpecahan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato delegasi permanen Kerajaan Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Muhammad Al-Ateeq, di mana dia mengatakan, dunia membutuhkan persaudaraan manusia, mengingat konflik dan perpecahan yang menghancurkan dunia dan penyebaran ujaran kebencian, serta ancaman yang terkait dengan penyakit dan epidemi.
"Dunia membutuhkan persaudaraan manusia," kata delegasi permanen Kerajaan Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Muhammad Al-Ateeq, sebagaimana dilaporkan oleh Saudi Press Agency resmi.
Pihak kerajaan Arab Saudi dengan senang hati akan berpartisipasi dan bekerja bersama dengan negara-negara tetangga untuk mengajukan mengajukan proposal menjadikan 4 Februari sebagai Hari Persaudaraan Manusia Sedunia ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain itu, Muhammad Al-Ateeq menyampaikan bahwa negaranya senantiasa mendukung usaha-usaha memperkuat ikatan persaudaraan manusia.
"Kerajaan Arab Saudi dengan senang hati berpartisipasi, bersama dengan Uni Emirat Arab, Republik Arab Mesir, dan Kerajaan Bahrain, dalam mengajukan proposal ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, menjadikan 4 Februari sebagai Hari Persaudaraan Manusia Sedunia. Kerajaan menegaskan bahwa agama dan kepercayaan yang berbeda, serta keragaman budaya di antara masyarakat manusia, tidak pernah membenarkan adanya pertikaia, melainkan selalu menyeru untuk memperkuat ikatan persaudaraan manusia," imbuh Muhammad Al-Ateeq.
Al-Ateeq menunjukkan bahwa upaya Kerajaan Arab Saudi dalam hal ini diwujudkan dalam memperkuat ikatan persaudaraan manusia dan mempromosikan budaya perdamaian melalui inisiatif lokal dan internasional yang dihadirkan untuk menghadapi kebangkitan ideologi ekstremisme dan terorisme, serta memerangi ujaran kebencian.
Contohnya, lanjut Al-Ateeq, termasuk pendirian King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID), pendirian United Nations Counter-Terrorism Center, serta peran vital yang dimainkan oleh Kerajaan Arab Saudi melalui kemitraannya dengan United Nations Office untuk Aliansi Peradaban dan dukungan untuk rencana aksi dan kegiatannya, serta kemudian pembentukan Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis (Etidal).
Sumber: arabic.cnn.com/
Editor: Thoriq