Sebanyak 30 pasar tradisional di Bandar Lampung dipersiapkan menjadi tempat penjualan minyak goreng curah rakyat (MGCR). Warga Bandar Lampung bisa mendapatkan minyak goreng curah dengan harga eceran tertinggi, yakni Rp 14 ribu per liter. Namun syarat pembelian minyak goreng curah dalam program MGCR harus menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
Bagi warga yang tidak memiliki aplikasinya, maka diminta untuk menunjukkan NIK [nomor induk kependudukan] yang dibuktikan dengan bentuk fisik KTP. Langkah itu diklaim sebagai transisi sistem perdagangan minyak goreng curah agar lebih transparan mulai dari produsen hingga konsumen. Transisi perubahan sistem ini direncanakan berjalan mulai pada Juli nanti. Sayangnya, kebijakan tersebut disambut pesimisme oleh warga.
Wartawan media ini mencoba meminta tanggapan Rudi, seorang warga Kecamatan Tanjung Senang memprediksi bakal kerepotan saat program MGCR itu diterapkan. "Ribet ya, jadinya sedikit ragu aja," ucapnya. Dia menambahkan, masyarakat bahkan tak semua orang memiliki ponsel android untuk menginstal Peduli Lindungi. "Bisa jadi orang berkecukupan dengan ponsel yang mendukung lebih cepat dapat, belum lagi masalah signal," terangnya.
Hal serupa dikatakan defri, warga Tanjung Senang, Bandar Lampung. Baiknya kalau ada bantuan, ya bantu saja, terlalu banyak syarat membuat masyarakat Awam bingung, ucapnya.
Detail lokasi penjualan minyak goreng di Bandar Lampung sebagai berikut: Pasar Tempel Pabrik Karet, Pasar Kota Karang, Pasar Cimeng, Pasar Panjang, Pasar Bawah Ramayana, Pasar SMEP, Pasar Untung, Pasar Waydadi, Pasar Perumnas Way Halim, Pasar Gudang Lelang, Pasar Batu Suluh Mandiri, Pasar Tugu, Pasar Tani, Pasar Koga, Pasar Way Kandis, Pasar Waydadi Baru, Pasar Kangkung II, Pasar TPI Sukaraja, Pasar Teluk Tomini, Pasar Gotong Royong, Pasar Rajabasa, Pasar Perumnas Way Kandis, Pasar Stasiun Untung Suropati, Pasar Korpri Raya, Pasar Cikatomas Beringin, Pasar Belek, Pasar Tempel Wayhalim, Pasar Rajabasa Raya, Pasar Tamin, Dan Pasar Pasir Gintung.
(Putra)
